Lihat ke Halaman Asli

Pergerakan Mahasiswa di Era Kekinian

Diperbarui: 29 Juni 2016   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. Di era orde baru ketika ketidakadilan dan tindakan-tindakan semena-mena mengapung di pemerintahan yang otoriter, mahasiswa berjuang secara heroik untuk menegakkan kembali keadilan yang telah tergilas oleh sistem pemerintahan yang diktator selama bertahun-tahun. Dimana tenaga, waktu, air mata, keringat, bahkan darah menjadi taruhannya, hingga semua pengorbanan dan perjuangan membuahkan hasil yang telah diinginkan.

Namun Saat ini, sejujurnya mahasiswa telah kehilangan orientasi gerakan. Gerakan mahasiswa menjadi mandul, banyak kegiatan yang dilakukan mahasiswa malah berorientasi pada kepentingan organisasinya sendiri dan mengabaikan kepentingan Rakyat. Sekarang ini, Peran mahasiswa yang dianggap sebagai penyambung lidah rakyat juga sudah mulai luntur dan jarang peminat. Sekarang yang laris manis diminati oleh mahasiswa adalah sebuah jabatan. Jabatan menjadi tujuan pertama dalam berorganisasi. Idealisme yang diagung-agungkan sejak masa lampau akhirnya dengan sendirinya tergerus oleh zaman yang menghadirkan persaingan yang tidak sehat. Banyak sekali kasus yang bertebaran dimana-mana mengenai antara satu organisasi satu dengan organisasi lain saling jelek menjelekkan. Padahal kekuatan mahasiswa dari perbedaan-perbedaan yang ada.

Ada juga beberapa kelompok mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi terkadang tidak bisa mengatur dirinya sendiri sehingga banyak dari mereka yang mengabaikan bangku perkuliahan. Kuiah di nomor duakan yang akan mengakibatkan nilai mereka menurun dan terus menurun. Jika hal tersebut dibiarkan maka tak khayal para mahasiswa semacam itu akan berlama-lama dikampus karena masih banyak nilai mata kuliah yang masih belum mencapai syarat minimum yang telah di tetapkan kampus. Padahal tujuan utama orang tuanya menguliahkan mereka bukan untuk berorganisasi tetapi untuk menuntut ilmu. Mahasiswa yang beruntung adalah mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi dan tidak serta merta melupakan bangku perkuliahan agar apa yang di dapatkan seimbang. Kita hidup di dunia nyata. Segala impian dan kenangan mengenai perjuangan dan pergerakan mahasiswa bolehlah tetap ada tetapi jangan sampai kita terus terbuai olehnya. Tetap beraksi, fokus, dan mengedepankan intelektualitas sebagai kekuatan satu-satunya kita.

Sekarang di Indonesia sangat membutuhkan kader-kader militan memiliki kepribadian yang baik serta bermoral tinggi dan tetap menjunjung tinggi nilai intelektualitas agar mampu membangun bangsa yang mengalami dekandansi moral ini. yang dibutuhkan bukan hanya kader karbitan yang sesekali waktu bisa meninggalkan organisasi tanpa permisi, tetapi kader-kader yang bermoral serta memiliki sifat afektif, kognitif dan psikomotorik yang dibutuhkan oleh negara. Selain itu juga keloyalan sangat penting untuk mengabdikan dirinya dalam membangun negara. Mahasiswa digadang-gadang menjadi agent of change, agar mampu mengubah kondisi negara yang terus mengalami penurunan dalam segala bidang, bukan hanya ekonomi, tetapi edukasi serta moralitas masyarakat juga menurun. Oleh karena itu, disinilah peran mahasiswa dalam pergerakan, dituntut untuk memajukan bangsa agar kembali sejahtera dan berjaya seperti dahulu kala.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline