Kelas campuran adalah kelas yang berlangsung dalam dua kondisi yaitu tatap muka dan secara daring. Keadaan seperti ini pasti cukup dekat dengan kondisi kelas saat ini. Sejak pandemi melanda kegiatan pembelajaran sekolah keadaan kelas dipaksa untuk beradaptasi dengan keadaan, yaitu mengadakan pembelajaran jarak jauh dan tatap muka terbatas.
Guru dan murid dituntut untuk bisa menerapkan kegiatan belajar melalui perangkat ponsel atau komputer. Pembelajaran campuran merupakan tantangan tersendiri bagi kita. Lalu bagaimana strategi manajemen kelas kita agar pembelajaran kelas campuran menjadi efektif?. Tidak jarang saat melaksanakan pembelajaran daring kita hanya memberikan penugasan kepada murid, mereka dituntut dan mengunggah hasil tugasnya berupa foto atau video melalui aplikasi yang digunakan. Murid membuka aplikasi, membuka, melihat dan mengerjakan lembar aktifitas, setelah itu selesai.
Bahkan dalam perjalanannya ada murid yang tidak mendapatkan umpan balik dari gurunya. Sehingga ketika pertemuan tatap muka di sekolah, guru merasa murid tertinggal pelajaran dan pembelajaran daring selama ini tidak efektif. Kemudian murid dikejar dengan melakukan pengayaan yang lagi-lagi terpaku pada buku teks. Padahal disaat kita melakukan mode belajar campuran kita bisa memberikan pilihan yang lebih luas untuk belajar dengan menggunakan teknologi yang dimiliki.
Murid memilki sumber belajar yang tidak terbatas. Dengan adanya kemajuan lingkungan dan kemajuan teknologi maka diperlukan juga pola pikir kita. Misalnya bahwa tipe kelas campuran yang terdiri dari tatap muka dan pembelajaran daring adalah salah satu alternatif pembelajaran murid yang bisa kita lakukan secara efektif.
Cara kelas campuran tidak jauh beda dengan kelas biasa dan caranya juga sama yaitu:
1. Pembentukan keyakinan kelas.
2. Pengelompokan murid.
3. Pelibatan Murid.
Pada prinsipnya metode kelas ini dapat tetap dilakukan pada kelas campuran. Tetapi pada kelas campuran terdapat beberapa siswa yang mempunyai sesi belajar sendiri di rumah tanpa adanya bimbingan guru secara langsung karena itu ada beberapa penekanan di beberapa poin, misalnya:
1. Pada Pengelompokan Murid.
Buatlah kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan murid aktif dalam pembelajaran sehingga kita dapat lebih mudah memantau perkembangan murid. Guru dapat menggunakan teknologi tidak berbayar dalam mendukung penjelasan materi atau menggunakan sarana edukasi online untuk asesmen.