Sebagai seorang guru kadang tidak menyadari dan jarang untuk memetakan berapa persen siswa kita yang memperhatikan pelajaran yang kita berikan dan juga berapa persen yang tidak. Jika mencoba untuk melakukan penelitian kecil maka guru mungkin akan terkejut melihat hasilnya karena prosentasenya cukup tinggi. Hal itu dapat dilakukan secara sederhana dengan membaca pikiran setiap murid dan akan mengetahui berapa banyak murid yang terlibat penuh dan yang tidak.
Hal itu dapat dilihat melalui banyaknya murid yang tidak fokus, pandangan kosong, dan tidak memahami bahan ajar. Tanggung jawab sebagai seorang guru adalah bagaimana memandu murid untuk memahami materi ajar dan menguasai keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diharapakan.
Harapan ini dapat dilakukan lebih jauh lagi yaitu guru dapat memahami bahwa murid memiliki pengetahuan awal dan keterampilan yang dipengaruhi oleh bagaimana mereka dibesarkan di dalam keluarga dan lingkungan mereka. Karena itulah lahir sebuah pandangan bahwa setiap murid adalah individu yang unik. Tugas guru selanjutnya adalah mengenali karekateristik serta kebutuhan murid agar mereka dapat mengembangkan potensi mereka.
lalu apa yang disebut dengan kebutuhan belajar?
Kebutuhan belajar adalah jarak atau kesenjangan antara sasaran belajar yang ingin dicapai dengan kondisi nyata yang terjadi sekarang ini.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kebutuhan belajar, pertama adalah pengetahuan, kedua adalah keterampilan dan yang ketiga ketertarikan (antusias). Sebagai contoh kasus adalah ketika siswa diberikan project membuat puisi kadangkala kita temukan pekerjaan mereka tidak tuntas atau tidak selesai.
Setelah diteliti murid ada yang tidak suka membuat puisi, ada juga yang merasa sukar merangkai kata-kata indah atau mungkin juga ditemukan mereka kebingungan bagaimana untuk memulainya. Dari kasus ini seorang guru dapat belajar bagiamana sebelum menyampaikan materi seperti membuat puisi guru harus mengenali pengetahuan awal tentang topik tersebut. Selain itu guru juga harus mengidentifikasi keterampilan dan minat murid terkait dengan materi yang diajarkan.
Seperti beberapa murid yang tidak menyukai puisi karena penguasan bahasa yang rendah, antusiasme membuat puisi jugakecil karena tidak tertarik terhadap materi tersebut. Jika seorang guru memahami hal ini maka akan segera akan ditemukan apa yang menjadi kendalanya.
Ternyata bukan terletak pada kompetensi murid namun lebih kepada metode belajar yang tidak sesuai. Inilah pentingnya memahami serta mengetahui pengetahuan awal murid tentang topik tertentu agar dapat memetakan kebutuhan belajar mereka.
Dalam kasus membuat puisi diatas sebagian murid mengapgap itu adalah materi yang baru dan terasa asing di dunia mereka. Untuk itu guru harus mengidentifikasi seberapa jauh tingkat pemahaman murid terhadap materi puisi. Membuat puisi akan melibatkan kemampuan imajinasi murid, merangkai kata indah dan keterampilan berbahasa dengan baik.
Identifikasi dapat dilakukan misalnya membuat murid diminta bercerita sesuai imajinasi mereka. Untuk mengetahui kemampuan berbahasa murid seorang guru dapat memberikan game seperti merangkai suku kata tertentu dengan metode yang menyenangkan.