Sekolah dan pendidikan masih menjadi ukuran ideal di tengah masyarakat sekarang ini. Namun tidak semua yang lulusan sekolah mempunyai kualitas yang baik. Ada beberapa hal yang menyebabkan hal tersebut yang salah satunya adalah bagaimana metode pembelajaran yang diberikan di sekolah tersebut meskipun hal tersebut juga tergantung faktor individu siswa sendiri. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa orang tua harus selektif menyekolahkan anaknya dengan harapan mendapatkan kualitas output yang baik.
Upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan melalui kualitas pengajaran yang diberikan guru sudah sangat baik seperti adanya program guru penggerak dan sekolah penggerak. Salah satu yang menjadi materi sekolah penggerak adalah Asset Based Thinking . Materi ini sungguh sangat membantu mendorong para guru untuk lebih kreatif dan inovatif dan tidak berkeluh kesah dengan keadaan. Dalam perspektif Asset Based Thinking . Menurut Green dan Haines (2022) dalam Asset Building dan Community Development ada 7 aset utama atau modal utama yaitu: Modal manusia, Modal sosial, Modal Fisik, Modal Lingkungan, Modal Finansial, Modal Politik, Modal Agama dan Budaya.
Dalam tulisan ini akan ditekankan modal Lingkungan yang menjadi aset penting dalam komunitas sekolah. Lingkungan terdiri dari sumber daya alam serta lingkungan yangd apat di jadikan modal belajar peserta didik. Belajar tidak hanya di dalam sekolah yang mungkin membosankan bagi peserta didik namun jika sekolah dapat memanfaatkan lingkungan belajar di sekitar sekolah maka sekolah akan mendapatkan keuntungan kekayaaan aset di dalam kota tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh Paramount School Palembang yang mengadakan kunjungan ke kantor Basarnas pada 14 September 2022. Kegiatan kunjungan ini adalah hal yang penting sebagai implementasi pembelajaran berbasis aset. Jika pembelajaran hanya sebatas di dalam kelas anak akan menjadi jenuh namun jika mereka diajak untuk berkunjung ke suatu lokasi tertentu yang menarik maka anak-anak akan antusias. Kunjungan ke kantor basarnas secara langsung mereka dapat mengetahui bagaimana basarnas bekerja menanggulangi bencana, menolong orang dsb. Bahkan anak-anak sangat antusias merasakan sarana-prasarana yang di sediakan oleh basarnas seperti mobil, boat, truck dan sarana lain yang digunakan dalam penanggulangan bencana.
Efek lain dalam kunjungan ini adalah mereka memantapkan dalam cita-cita di masa depan. dari kunjungan ke Basarnas mungkin sebelumnya anak-anak belum mengenal bagaimana penanggulangan bencana namun setelah diberikan materi secara menarik oleh pihak basarnas mereka menjadi mengerti dan bahkan bercita-cita menjadi anggota basarnas.
Dari hal ini kita sebagai seorang guru semakin menyadari bahwa pendidikan implementatif adalah hal yang sangat penting dan lebih dirasakan oleh anak-anak daripada mereka diberikan dalam hal teori yang membosankan di sekolah. Semoga modal Asset Based Thinking adalah modal yang harus di miliki oleh setiap guru di Indonesia untuk menuju pembelajaran yang aplikatif dan implementatif yang bermanfaat di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H