Lihat ke Halaman Asli

Ali Maksum

Education is the most powerful weapon.

Guru Penggerak vs Guru Malas Gerak

Diperbarui: 19 Februari 2022   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika tulisan ini saya buat guru penggerak telah memasuki angkatan keenam dalam masih dalam proses seleksi. Sebagai peserta angkatan keempat saya sendiri telah merasakan berbagai manfaat dan segala tantangan yang dihadapi. 

Saya akui bahwa modul-modul yang diberikan sangat baik dan aplikatif setidaknya bagi guru yang didukung dengan dukungan yang lengkap baik secara moral maupun sarana prasarana. Namun demikian hal itu tidak bisa di jadikan sebuah alasan untuk tidak maju dan bergerak lebih di sekolah. 

Guru penggerak mempunyai tugas yang berat dan cukup kompleks hal itu tersirat dari tagline yang telah digambarkan yaitu Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan

Tergerak, dari kata pertama ini seorang guru penggerak harus dapat menyadarkan dirinya sendiri, mempunyai jiwa reformis dan tentunya stop making excuse dalam bertindak. 

Menyadarkan diri sendiri untuk tergerak melakukan sesutu yang berbeda dalam pengajaran dan lingkungan adalah hal yang paling sulit karena hal ini berkaitan dengan merubah mental diri, mengubah kebiasaan buruk, menggali potensi baik, membangun skill baru dan segala hal yang melahirkan jiwa baru dalam mengajar. 

Tanpa semangat ini maka untuk selanjutnya akan sulit untuk diimplementasikan. Misalnya ketiak semua sarana-prasarana lengkap, dukungan kepala sekolah sangat baik dan semua rekan kerja juga mendukung namun tidak ada semangat dari diri sendiri apalagi belum muncul rasa percaya diri maka dia tidak akan tergerak melakukan sesuatu. 

Jiwa reformis untuk merubah yang ada akibat masalah yang ditimbulkan di sekolah juga patut dibangkitkan. Hal ini menjadi sangat penting karena kalau mutivasi ikut guru penggerak hanya ingin mencari pangkat atau sertifikat maka tidak akan terjadi perubahan namun bisa di pastikan hasil pekerjaannya hanya bersifat manipulatif. 

Yang kedua adalah bergerak, setelah sang tokoh guru penggerak tergerak di dalam dirinya dan mempunyai motifasi untuk mereformasi sekolah maka selanjutnya adalah dia bergerak. 

Guru penggerak dapat memulai pergerakannya di dalam lingkup yang kecil yaitu kelas yang dia ajar. Membuat pembelajaran sesuai misi guru penggerak, membuat media pembelajaran yang menarik para murid dan keluar dari kebiasaan guru yang konvensional. 

LMS yang terdapat di guru penggerak sungguh sangat baik karena disana dalam perjalannnya guru di pandu untuk berbuat lewat semina, diskusi dan praktik kerja kelompoak yang akhirnya melakukan aksi nyata di dalam kelas. 

Selain itu dalam praktiknya guru juga di dampingi seorang pengajar praktik yang memantau implementasinya di sekolah. Jika hal ini di praktikkan dengan sungguh-sungguh maka akan lahir guru yang berkualitas yang di lahirkan dari program guru penggerak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline