Lihat ke Halaman Asli

Kolaborasi Rasa

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1411412111142643803

(+) Ooo... Pecinta... Memang aksara tak berwarna.>
(++) Oooo.... Pecinta....Memang aksara tak bermakna>(+) Ooo... Pecinta... Memang aksara tak berbunyi.. Hanya titik yang melengkapi.. Bagaimana aku yang hanya buih di lautan ini..??>(++) Oooo... Pecinta...Memang aksara sunyi, yang hadirnya tak dikenali, ketika tak hadir tiada yang merindui. Dan ketika mati tak ada yang menangisi>(+) Duhai.. Pecintaakan kutabuh rebana dan kusyairkan ayat-ayat yang menghiasi kampung tuk menghiburmu... Duhai pecinta.. Malam-malam memikul tandu, tandu kubawa diatas bukit, siang dan malam menahan rindu... >(++) Aduhai pecinta....Mari tabuh rebana Rumi, mari menari berdendang bersama para sufi.. Mengagungkan Asma ilahi. Jarak memang pendesak. Hingga alami irama sesak, itu pertanda bhwa rindu sudah beranak pinak.>(+) Ooo.. Pecinta...hanya duka ini obat rindu untukMu.. Teriring doa untukmu pecinta semoga kita berkumpul dalam Sunyi..>(++) Inilah kami gelandangan sunyi, yang terus mengemis ngemis akan kasih ilahi dalam pelataran agungNya,dalam jamuan sunyi. Berharap AsmaNya selalu terpatri didalam hati dan tak tergadaikan oleh kecantikan nan eloknya duniawi>(+) Buta tuli lumpuh hanya sebutan.. Tapi cinta rindu sayang kasih adalah kemiskinan.. Mari kita perbaiki akal agar kemiskinan diri bisa terbaiki dengan terfungsinya hati.. Kita hanya milik Allah jaga lisan kita.. Tubuh ini terlalu kotor ya Allah.. Hati ini terlalu hina.. dan aku terlalu dzolim.. Ampuni dan sembuhkan Ya robb.>(++) AsmaMu terbata dilafadzkan karena hampir terlupakan....Menyungkum diri di sajadah lusuh yang lama tak digelar, menghiasi sesaat pada gambaran samar disudut ruangan.Penyesalan singgah sesaat lantas berlalu.... Ranjau Maksiat masih menjadi permadani kala berdiri. Sudi kiranya ada tetesan RahmatMu pada jiwa daif ini, pelabur melintasi kesemuaan dijalan fana yang berliku... Agar tak ringkih jiwa, pada raga yang kian rapuh, di sisa umur yang kutak tau pasti..>(Pemalang, 3 April 2014)>*Pujianto (++) with Goes Orabali Mistake (+)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline