Alkisah helen adalah seorang yang secara psikologisnya terluka. huru hara dunia modern menambah kecemasannya ketika bertemu dengan masa. sementara rutinitas yg ditekuni adalah membaca. dari kata per-kata. paragraf per-paragraf mengalir mata indahnya searah pemahamannya
"wanita yang menebar pesona memakai wangi wangian termasuk zina" gumamnya dalam membaca
"tok-tok" ketukan pintu
terlihat tuna wisma yang memminta sumbangan. kondisi helen yang belum membersihkan badan tak cukup waktu untuk pikir panjang mengambil uang.
ketika kembali membaca. konsentrasi helen buyar karena menerka nerka pikiran sang pengemis tentang dirinya yang bau. pikirannya hampir meledak, segala sisi situasi, kecemasan memuncak, membuat adrenalin berselancar membangkitkan memori.
"Deg"
"Mungkin tuhan tak ingin aku mendapat dosa zina, sehingga dibuat semangat beramal dijalannya" bela pikiran helen
pikiran kanan kini lebih memihak pada dirinya sendiri, dari pada kiri yang sellu membuat helen khawatir.
semenjak itu helen menikmati kehidupan yang normal dan tentram. tanpa prasangka. mempercayai pikirannya dan bersandar yakin pada tuhan keyakinannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H