I. PENDAHULUAN IDE PENGEMBANGAN BISNIS
Seiring dengan perkembangan zaman, kosmetik menjadi suatu ladang usaha yang terbilang besar dengan nilai pasar global mencapai US$ 500 miliar. Global Business Guide menyatakan bahwa di Indonesia, volume penjualan kosmetik di dominasi oleh permintaan yang tinggi dari masyarakat kelas menengah. Hal tersebut dibuktikan oleh riset yang dilakukan oleh Snapchat pada tahun 2016 silam, mengenai analisa data pembelian kosmetik pada perempuan millennial di Indonesia. Sampel penelitiannya terbagi ke dalam dua kelompok Sosial Ekonomi Status (SES), yaitu A&B dan C&D. Riset yang dibuat berdasarkan hasil analisa terhadap sebanyak 2.442 struk belanja perempuan millennial pada lima kota besar di Indonesia dengan rentang usia 25 hingga 34 tahun ini menemukan bahwa penjualan kosmetik didominasi oleh perempuan millennial dengan SES A&B, yakni mereka yang berasal dari masyarakat kelas menengah.
Berbicara mengenai masyarakat kelas menengah, terlebih pada perkotaan, tingkat mobilitas yang tinggi digadang-gadang menjadi salah satu ciri yang kerap melekat pada individunya. Mobilitas yang tinggi tersebut mendorong (khususnya para perempuan urban) untuk setia membawa peralatan kosmetiknya sehari-hari di dalam tas mereka. Namun, jika mendelik lebih lama di dalam toilet umum pada mall-mall Ibu Kota, mata kita dapat dengan mudah menangkap pouch kosmetik yang sangat tidak konvensional: ukuran yang terlampau besar hingga memakan dua per tiga bagian dalam tas, serta isi yang tidak terorganisir. Acap kali, para perempuan tersebut (termasuk penulis, tentunya) merasa kewalahan dengan harus bermain petak-umpat dengan beberapa alat kosmetik berukuran kecil, seperti lip stick maupun eyeliner. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan bagian dalam dari pouch tidak terorganisir. Sehingga, harus selalu sudi menggali tumpukan kosmetik, yang tidak jarang berujung pada mengeluarkan hampir seluruh alat kosmetik hanya demi mendapatkan satu atau dua alat saja. Belum lagi, jika sedang ingin membawa tas dengan model yang ramping. Beberapa alat kosmetik harus rela ditinggalkan karena inconventional pouch yang dimiliki tersebut sudah pasti tidak akan muat.
Menawarkan nilai fungsional serta nilai artistik, Kelana hadir dengan produk andalannya, yakni organized leather make up pouch, yang akan membuat hidup perempuan urban semakin termudahkan. Make up pouch milik Kelana sendiri terbagi dalam dua ukuran yang berbeda, dengan kapasitas lebih dari sepuluh alat kosmetik mampu mendekam di dalamnya. Hal tersebut tidak lantas membuat ukurannya menggembung dan kembali memakan tempat di dalam tas. Kelana, yang terbentuk atas beberapa kata dari bahasa sansekerta yakni Cala, Kala, dan Prana, dengan makna fortune, artistic, breath of life, wanderer, akan dihadirkan dengan memberikan kemudahan serta kesan artistik for those beauties who wander all day.
II. BUSINESS MODEL CANVAS
Selanjutnya, akan dibahas secara deskriptif mengenai Business Model Canvas (BMC) dari Kelana selama lima tahun ke depan. Dengan demikian, hal tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan analisis serta perancangan model bisnis secara terstruktur. Berikut merupakan penjabaran atas elemen dari BMC.
II.1 Customer Segments
Sebagai penunjang kelangsungan serta inti dari bisnis, pelanggan yang ingin dibidik adalah mereka yang berasal dari masyarakat kelas menengah ke atas, khususnya perempuan berusia 18 hingga 45 tahun. Ciri segmentasi selanjutnya agar lebih spesifik adalah mereka yang gemar akan menggunakan kosmetik sehari-hari, dan memiliki mobilitas yang tinggi pula setiap harinya. Untuk melengkapi segmentasi pelanggan, meskipun tidak terspesifikasi, namun bisnis ini juga dapat berguna bagi mereka yang memiliki kebiasaan yang terorganisir. Dimana, seluruh perlengkapan serta peralatannya tersimpan dengan baik dan rapi, meski di dalam tas sekali pun. Selain itu, bisnis ini juga tidak menutup kemungkinan untuk melayani pasar B2B pada jangka panjangnya, seperti melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan merek dagang kosmetik. Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar bagi produk Kelana terletak pada: Segmented Market, dimana target pasar tersegmentasi sebagaimana yang telah dirincikan sebelumnya. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa pembeli dapat berasal dari segala kalangan serta usia, siapa saja yang merasa membutuhkan produk ini. Hal tersebut juga dapat didorong dengan harga yang masuk akal, sesuai dengan fungsi serta tampilannya yang mengikuti perkembangan zaman.
II.2 Value Propositions
Suatu bisnis dapat dikatakan memiliki value proposition atau proposisi nilai yang baik apabila mampu menjawab sekaligus menyelesaikan permasalahan yang ada, terlebih karena manfaat serta keunggulan yang ditawarkan kepada pelanggannya. Berikut merupakan beberapa poin-poin proposisi nilai yang ditawarkan oleh Kelana, sehingga pelanggan akan memilih produk Kelana dibandingkan dengan produk milik pesaing.
Convenience: Kemudahan yang Kelana tawarkan akan langsung terasa secara signifikan. Dimana, pelanggan tidak perlu lagi pusing mencari sebuah lip stick ataupun eyeliner yang tertimbun oleh produk kosmetik lainnya di dalam pouch kosmetik. Karena, produk Kelana merupakan organized make up pouch, yang mana telah memiliki organizer sendiri di dalamnya. Sehingga, memudahkan pelanggan sebagai pengguna dalam menemukan kosmetik yang dicari. Selain itu, bentuknya yang ramping juga memudahkan pelanggan ketika memasukkannya ke dalam tas dengan ukuran kecil sekali pun. Meski bertubuh ramping, organized make up pouch ini dapat menyimpan hingga lebih dari 10 produk dan alat kosmetik.