Saad bin Abi Waqqash رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ berkata:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ كُنْتُ مَوْلَاهُ فَعَلِيٌّ مَوْلَاهُ وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ أَنْتَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى إِلَّا أَنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ الْيَوْمَ رَجُلًا يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
"Aku mendengar Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, 'Siapa yang menjadikan aku sebagai walinya maka sesungguhnya ia telah menjadikan Ali sebagai walinya. '
dan aku mendengar beliau bersabda, 'Engkau bagiku seperti kedudukan Harun bagi Musa hanya saja tidak ada Nabi setelahku. '
dan aku mendengar beliau bersabda, 'Sungguh, akan aku serahkan panji ini di hari ini kepada seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya (yaitu Ali). " (HR. Ibnu Majah)
Inilah Ali bin Abi Thalib, seorang sahabat Nabi dan juga wali Allah yang Dia cintai dan Dia ridai.
Karena itu, wajib bagi kita memuliakannya dan menghormatinya.
Namun, tentu saja penghormatan kita tidak sampai melampaui batas sehingga menempatkan beliau pada tempat yang semestinya. Entah dengan mengkultuskan beliau, atau bahkan sampai menuhankan beliau.
Sebab, bagaimana pun beliau juga manusia. Bisa salah dan benar. Tidak ma'shum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H