Lihat ke Halaman Asli

Sisi Lain Penilaian Orang

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penilaian orang terhadap anda adalah bagian dari dinamika hidup. Orang hidup bebas menilai apa saja dan kepada siapa saja. Tak elak presiden SBY juga terkena penilaian dari rakyatnya. Ada yang bilang baik ada juga yang bilang buruk. Tapi menurut saya pak SBY memang kurang tegas sih. Gak tau kenapa? hehe. Loh, kok saya bicara tentang SBY. Kembali ke pokok persoalan. Jika anda dinilai oleh orang lain seburuk apa pun nikmati saja. Dalam arti jika penilaian orang terhadap anda adalah benar, maka anda harus segera instropeksi diri kemudian berbenah. Namun jika penilaian orang terhadap anda salah, jadikan itu semua sebagai bumbu kehidupan. Hidup haruslah seperti itu. Ada yang manis dan pahit. Pastinya anda juga merasakan tidak enak jika hidup hanya datar-datar saja. Saking baiknya anda, kemudian tidak ada seorang pun yang mengkritikkan bahaya. Takutnya jika anda banyak pujian, bisa-bisa anda menjadi sombong. Kemudian lupa bahwa anda sebenarnya juga manusia yang memiliki banyak kesalahan.

Orang maungataian anda dengan kata apa saja boleh. Asal itu ada faktanya. Jika tidak? Mungkin orang lain tidak suka terhadap anda karena anda hebat, pintar dan lain sebagainya. Mentahkan saja penilaian orang kepada anda jika itu salah. Maka hidup anda akan lebih indah. Toh, jika anda terlalu memikirkan orang yang mengkritik anda habis-habisan. Kapan anda maju? Kapan berubah? Kapan juga bercermin untuk menjadi lebih baik. Bebas kok mau menilai apa saja. Orang kan hanya bisa menilai, sedangkan yang tau pasti ya diri kita dong. Right?

Janganlah kemudian setelah dinilai orang bahwa anda itu jelek, jalannya kurang tegap, penambilan kurang keren, gaya bahasa kurang intelek. Lalu anda menggunakan bedak yang tebal biar putih biar orang lain menilai anda ganteng. Tidak usah begitulah. Sudah dari soononya gitu ya syukuri saja. Tuhan saja menciptkan manusia dalam bentuk yang berbeda-beda. Orang ganteng itu kan karena ada orang yang jelek. Begitu juga orang yang kaya karana ada yang miskin. Apakah kemudian jika tidak ada orang miskin kemudian orang akan mendapat sebutan kaya. Tentu tidak. Bagaimana jadinnya jika semua orang kaya? Tidak ada yang mau jadi buruh tani, tidak ada yang mau jadi pembantu. Hambar dong pastinya. Tapi saya berdoa semoga rakyat Indonesia semakin sejahtera. Yang miskin bisa menjadi kaya dan bisa sedekah untuk orang lain. Dan semoga jika sudah kaya menjadi manusia yang amanah dan tambahtawadhu'. Aamiin.

***

Biarkan saja orang mengkritik anda dengan kritik apa pun. Kalau demi kebaikan ambil. Jika tidak buang. Tidak usah ribet-ribet mikirin orang lain yang selalu ingin menjatuhkan kita. Langkahkan saja kaki anda. Percaya diri saja. Tidak indah jika hidup tanpa adanya ganjalan dan hambatan. Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai macam karakter. Ada yang bisanya cuma ngeyelen terus, ada yang bisanya nyalahin orang, ada yang sukanya menolong orang lain, ada juga yang sukanya tidak mau mengkritik dan dikritik. Lebih memilih diam. Itu semua kan pilihan. Jangan sampai lah hanya karena penilaian orang seakan-akan anda sudah tidak berguna lagi dan hidup anda merasa tidak berarti.


Salah itu lumrah, namun bagaiamana mengambil hikmah dari kesalahan kemudian memperbaiki kesalahan itu. Itulah yang harus dilakukan. Tetaplah jadi diri sendiri. Kupu-kupu tampak indah awalnya juga dari telur-ulat-kepompong kemudian kupu-kupu. Jika tidak karena telur-ulat-kepompong maka kupu-kupu juga tidak bisa berubah menjadi indah. Jangan takut lah dengan apa yang anda punyai. Pilih dan tekuni saja yang kamu kuasai Insya Allah bisa tercapai. Jangan terpukau oleh omongan orang. Bisa jadi itu tidak sependapat dengan anda. Intinya terimalah semua masukan. Berbesar hatilah. Agar anda bisa mengukur sejauh mana anda sekarang. Tapi percayalah "Orang hanya bisa menilai, namun anda sendirilah yang menentukan hidup anda". Tetap tersenyum kawan. Semoga mimpimu indah. Good luck:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline