Lihat ke Halaman Asli

Komunitas "Sebagai Ajang Pencaharian Cinta”

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Istilah komunitas berasal dari bahasa latin dari kata komunis yang artinya, masyarakat atau sekelompok orang . komunitas menjadi sarana dalam mempersatukan minat dan bakat yang sama.

Di era globalisasi di sekarang ini banyak sekali komunitas baik dalam mengembangkan bakat , saranmata pencaharian dan bahkan sebagai ajang pamer untuk semua orang. Komunitas terkadang dapat meenimbulkan sisi positif dan sisi negative.

Sisi positif dari komunitas yakni antara lain mengembangkan dan menampung minat dan bakat, memberi kesempatan anggota “komunitas” agar mendapatkan pengalaman untuk terjun ke dunia bisnis dan lain-lain. Hal ini bisa terwujud apabila komunitas ini peka terhadap hal yng bisa menguntungkan anggotanya.

Komunitas terkadang di salah artikan oleh sekelompok orang tertentu sebagai sarana atau wahana “unjuk gigi”. Hal itu bisa menimbulkan pujian atau cacian dari sekelompok orang yang tidak tergabung dalam komunitas tertentu. Hal ini terjadi pada salah satu komunitas di kota Sorong, provinsi Papua Barat wilayah timur Indonesia. Sebut saja komunitas “X”, ruang lingkup kegiatannya hanya sekedar hura-hura dan ajang pamer kepada masyarkat. Hal ini jelas tidak menimbulkan sisi positif dari komunitas. Entah tujuan dan maksudsebenarnya mereka membuat komunitas itu. Sisi positif dan negatif dari komunitas dapat terpecahkan dengan briefly interview pada salah seorang anggota komunitas “X” tersebut, tergantung dari penilaian saudara pembaca sekalian. “Apa yang membuat saya masuk dan suka pada komunitas ini adalah saya bisa memamerkan diri saya agar bisa di puji oleh cewek-cewek bahkan bisa berpacaran dengan mereka”.

Ironis sekali komunitas di artikan seperti yang telah diutarakan oleh anggota komunitas “X” tersebut. Bila di kaji dari sisi religius karena pujian itu hanya untuk Zat Yang Maha Esa.

Selebihnya, silahkan anda nilai sendiri karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.

Wallahualam bissawwab.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline