Lihat ke Halaman Asli

ALI KUSNO

Pengkaji Bahasa dan Sastra Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur

Pengen Punya Anak Jadi Bos? Ini Caranya

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412302459499921675

Di balik kesuksesan para pengusaha saat ini, tidak terlepas dari peran orang tua yang sejak dini memberikan semangat wirausahawan. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya akan tumbuh dewasa dan sukses. Jiwa wirausahawan dewasa ini sangat penting ditanamkan sejak dini untuk menyiapkan anak dalam menghadapi kompetisi dan sukses menjadi pengusaha.

Lalu bagaimana caranya menumbuhkan jiwa wirausahawan pada anak? Setidaknya ada sepuluh langkah mencetak wirausahawanpemula yang cocok diterapkan pada anak usia dini:

Pertama, Bantulah dan arahkan anak menentuan tujuan hidupnya. Bantu anak menemukan tujuan hidup sebagai pengusaha melalui berbagai stimulasi. Sedangkan cara mengajarkan ke anak di antaranya dapat diaplikasikan pada penggunaan yel-yel atau tepuk tangan, misalnya “siapa mau jadi pengusaha tepuk tangan”. Hal itu dapat dilakukan bergantung variasi orangtua. Intinya membantu anak membentuk konsep diri kelak menjadi pengusaha, atau memiliki profesi sekaligus menjadi pengusaha. Selain itu, orangtua dapat menstimulasi anak dalam kesempatan-kesemptaan tertentu, misalnya pada saat keluarga menginap di hotel, kesempatan orangtua menanamkan pada diri anak, “Nak, coba lihat, besar kan hotelnya? Bagus kan ? Kalau punya hotel pasti uangnya banyak? Anak Ayah mau jadi Bos hotel?”. Stimulasi yang berulang-ulang akan efektif menanamkan pada diri anak.

14123023131214621142

Kedua, anak-anak perlu diajarkan bagaimana mengenali peluang. Banyak orang tidak mampu mengoptimalkan potensi  karena gagal untuk mengenali kesempatan. Mengajarkan anak-anak untuk mencari peluang dan mengambil tindakan akan langsung berkontribusi terhadap tingkat keberhasilan anak pada masa depan. Cara mengajarkannya yaitu: pujilah anak-anak untuk menghadapi masalah-masalah kecil atau tantangan dalam hidup yang menyebabkan anak kesulitan seperti: memberi kesempatan anak untuk memakai sepatu sendiri. Jangan buru-buru mengangkat anak saat dia lari dan terjatuh, berikan kesempatan dia untuk bangun sendiri. Berikan pendampingan anak untuk dapat menyelesaikan masalah sendiri. Hal ini akan mengajarkan anak untuk fokus pada menciptakan solusi positif, bukan berfokus pada masalah itu sendiri. Kebiasaan dan sikap seperti ini akan memungkinkan anak untuk menciptakan ide-ide yang menguntungkan dalam bisnis masa depan.

Ketiga, menjadikan aktivitas menjual (marketing) sebagai kegiatan yang tidak terpisahkan sepanjang hidup anak. Kemampuan ini akan berlangsung seumur hidup karena itu diterapkan untuk semua jenis bisnis dan karir. Menjual produk dan layanan pelanggan untuk meningkatkan modal dari investor keterampilan ini sangat penting untuk keberhasilan bisnis. Cara mengajarkannya yaitu: dorong anak untuk memulai dengan menjual hal-hal kecil seperti menjual mainan lama, atau menjual barang-barang buatan tangan. Biarkan anak menentukan harga produknya, menjual kepada teman-teman di sekolah, dan memfasilitasi transaksi ketika penjualan dilakukan. Kegiatan tersebut dapat direalisasikan pada saat Bisnis Day yang diadakan di sekolah. Dengan dibantu orang tua dan guru, anak bisa langsung praktik berjualan.

Keempat, melek finansial atau keuangan merupakan suatu keharusan. Langkah ini  salah satu hal yang bisa digunakan membantu mengajarkan anak-anak tentang uang pada usia dini. Hal ini akan menanamkan pondasi keuangan yang selama ini sekolah sering gagal untuk mengajarkannya ke anak. Cara mengajarkan ke anak: misalnya di rumah memberikan anak-anak kesempatan untuk mendapatkan imbalan uang melalui pekerjaan rumah tangga, usaha kecil anak sendiri, dan membantu orangtua dalam bisnis atau pekerjaan. Ajarkan anak tentang membayar sendiri terlebih dahulu dan kemudian menerima uang kembali pada saat orangtua transaksi di mall atau pasar. Bantu anak membuka rekening bank dan belajar tentang bagaimana pengaturan anggaran pendapatan anak.

Kelima, Berpikir kreatif akan membentuk keterampilan pemasaran. Mengajarkan anak-anak tentang pemasaran adalah cara yang bagus untuk mempersiapkan anak untuk menarik pelanggan bisnis di masa depan. Ini adalah keterampilan yang sangat bermanfaat untuk belajar sejak dini. Cara mengajarkan pada anak: memotivasi anak untuk mulai mengamati materi pemasaran seperti billboard, spanduk promosi di jalan, iklan cetak di majalah, dan iklan televisi/radio. Tanyakan kepada anak apa yang menarik perhatiannya tentang pesan dan juga permainan tentang cara untuk mengidentifikasi hal-hal seperti: judul, Subheadline, dan "panggilan untuk bertindak." Hal itu akan mendorong anak untuk membuat materi pemasaran sendiri untuk ide-ide bisnis pada masa akan datang.

Keenam, sekolah yang salah memaknai kegagalan. Anak ketika di sekolah sering diajarkan bahwa kegagalan adalah buruk. Dalam dunia kewirausahaan, kegagalan bisa menjadi hal yang besar jika pelajaran positif yang dipelajari. Napoleon Hill, penulis buku Think And Grow Rich, menyatakan bahwa, setiap kegagalan disertai dengan benih manfaat yang sama atau lebih besar. Membiarkan anak untuk gagal akan memaksa anak menciptakan cara-cara baru untuk mencapai tujuan dan belajar dari kesalahan. Hal ini akan menyebabkan anak-anak percaya diri dan tahu bagaimana untuk bertahan saat-saat yang sulit. Cara mengajarkan ada anak: pelajaran ini sederhana. Ketika anak-anak gagal, jangan menghukum, melainkan membahas faktor-faktor apa yang menyebabkan kegagalan dan brainstorming cara-cara untuk mencegah hal itu terjadi lagi di masa depan. Selalu berusaha untuk menemukan “pelajaran belajar" di setiap kesulitan dan mendorong anak untuk tidak pernah menyerah. Ketika di taman kanak-kanak, guru dapat memotivasi anak apabila ada yang tidak bisa mengerjakan suatu tugas. Hal itu akan mendorong anak untuk bangkit dari ketidakmampuan dan selalu termotivasi. Apapun capaian anak, guru harus memberikan apresiasi.

Ketujuh, Kemampuan komunikasi yang efektif akan mampu meningkatkan semua hubungan. Sebagian besar anak-anak sekarang kesulitan dalam tatap muka dan komunikasi telepon karena popularitas media sosial dan pesan teks. Bisnis yang sukses mengharuskan orang benar-benar berbicara satu sama lain. Mengajar anak-anak Anda untuk berkomunikasi dan bersosialisasi secara efektif akan membuka peluang dalam bisnis dan hubungan pribadi anak. Cara mengajarkan pada anak:  memimpin dengan contoh. Ajari anak untuk bersikap sopan dan hormat. Yang paling penting, praktik mempertahankan kontak mata ketika berbicara secara pribadi, sejajarkan diri kita secara fisik dengan anak. Anak akan merasa dihargai. Ketika menggunakan telepon, mengajari anak-anak Anda untuk berbicara perlahan dan jelas. Saat anak bermain peran misalnya, anak belajar berbicara menjadi seorang penjual yang baik. Anak belajar menawarkan barang dagangannya agar pembeli bisa terpikat untuk transaksi. Tidak hanya lisan saja, namun anak juga belajar menggunakan bahasa tubuh yang baik saat berkomunikasi dengan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline