Lihat ke Halaman Asli

Noktah Pucat Langit

Diperbarui: 1 Mei 2017   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap lapis masa

Angin berhembus dan musim tak lagi bergerak

Pusaran waktu membuat terhempas lalu lepas

Titian detik terus mengalun

Menuju kehampaan kalbu dan hasrat menjelma noktah-noktah pucat dirangka langit

Diujung penantian masa 

Tegak terpancang tubuh menantang badai membuat setiap desah nafasku luruh bersama asa

Aku tersesat dalam duka, terjerat luka, tenggelam lautan lara, terbius lamunan cinta, terpana gejolak rasa

Bayang-bayangmu mewarnai setiap pijakku

Aku mencumbui masa, tenggelam rasa rindu, luluh dalan rasa cinta

Menari di alam mimpi bersama dekapan wajah tanpa ruang waktu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline