Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Pada Saatnya Nanti

Diperbarui: 21 April 2017   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada Saatnya nanti,

Ketika musim berganti dan gugusan mendung yang ranum menitikkan tetes hujan pertama

Biduk kukayuh merapat ke dermagamu

Menyibak kabut keraguan

Mendamparkan hasrat hangat dibakar rindu

Pada Saatnya nanti,

Di ujung perjalanan kubingkai binar matamu bersama gelegak gairah jiwaku

Menjadi lukisan indah di lekuk cakrawala

Dalam leleh cahaya bulan melumuri langit ditingkah semilir angin laut dan tarian ombak membelai lembut kristal pasir pantai

Pada Saatnya nanti,

Akan kubuatmu terjaga dari lelap tidur lalu bersama merajut impian yang tak segera usai

Dalam genangan cinta dipalung kalbu dan getar cumbu tak berkesudahan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline