Lihat ke Halaman Asli

Hiruk Pikuk Wisata Street Food Pasar Cidu Makassar

Diperbarui: 5 November 2023   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dengan salah satu pedagang (Dokumen Pribadi)

Makassar -- Istilah street food atau jajanan pasar mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga semua orang. Keberadaannya yang dijadikan sebagai destinasi wisata bagi banyak orang ini selain menyajikan berbagai jenis makanan yang menarik perhatian, hal ini pula membantu mengangkat perekonomian masyarakat sekitar yang berkesempatan untuk membuka peluang usahanya.

Indonesia yang terkenal dengan beragam keanekaragaman panganannya, membuat para pegiat kuliner bahkan masyarakat umum berlomba-lomba untuk membuat inovasi bisnisnya. Dengan adanya street food ini tentunya membuat hal tersebut menjadi sebuah keuntungan bagi kalangan UMKM menengah, seperti halnya pusat jajanan kuliner Pasar Cidu yang terletak di Tabaringan, Kec. Ujung Tanah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan ini yang menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman.

Setiap harinya pengunjung dari berbagai kalangan selalu memadati kawasan Pasar Cidu ini sendiri, mulai dari remaja, dewasa, bahkan orang tua yang sengaja mengajak anaknya untuk sekedar jalan-jalan saja. Di sini pengunjung tak perlu khawatir bila tidak membawa banyak uang, pengunjung bisa mendapatkan makanan ataupun minuman dengan hanya membawa Rp 10.000 saja, misal seperti dimsum atau minuman sari buah.

"Saya iseng sih ke sini cuma buat jalan-jalan aja, tadi bawa uang Rp 20.000 aja soalnya gak niat mau jajan banyak, tapi lumayan lah cukup banget bisa dapet macam-macam," ujar Rani, remaja yang merupakan warga lokal, yang mengunjungi lokasi itu, Kamis (3/11/2023).

Pedagang sedang melayani pembeli (Dokumen Pribadi)

Pada malam itu memang para pedagang berjejer memanjang di sepanjang jalan tersebut karena Pasar Cidu sendiri buka setiap hari dari jam 5 sore sampai jam 12 malam, dan menurut penuturan salah satu pedagang bernama Ira (44) yang di wawancarai pada hari kamis (3/11/2023) mengatakan bahwa memang tidak biasanya dihari itu dipenuhi oleh pengunjung. "Sekarang alhamdulillah lumayan rame, biasanya sih yang rame itu dihari libur aja, sabtu sama minggu," tuturnya.

Dengan adanya objek wisata kuliner yang ada di kawasan tersebut menjadikan sumber mata pencaharian bagi warga sekitar. Ira (44) yang merupakan salah satu pedagang yang tinggal di daerah tersebut mengakui sangat terbantu dangan adanya pasar ini. Seorang ibu yang bekerja sambil berjualan pisang nugget dengan dibantu oleh suami ini bercerita bahwa ia sudah berjualan hampir sekitar 4 tahun, "Saya sebenernya cuma iseng aja jualan pisang nugget terus saya jual diharga ada yang 10 ribu ada juga yang 15 ribu," katanya. "Kalo saya mulai jualan di sini itu kondisinya masih gelap, jadi pas belum rame seperti ini, ya sekitaran 4 sampai 5 stand lah", ucapnya sembari melayani pelanggan.

Namun akhir-akhir ini dengan kondisi suhu panas terik di Makassar yang mencapai 37o dan masalah-masalah lainnya yang menyertai seperti kekeringan di sejumlah tempat, sulitnya pasokan air bersih dan lain sebagainya, membuat para pedagang pun kewalahan menghadapi situasi tersebut. Ira (44) yang juga terdampak pada kondisi itu menceritakan bahwa usahanya sempat goyah, "Biasanya dari penjualan di setiap harinya itu sekitar 300 ribuan lah ya sekitar 20% dari pendapatan per minggunya, tapi semenjak kondisinya lagi gini agak goyang juga pendapatannya, jadi terpaksa ngurangin penjualan dari biasanya," ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline