Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN Undip 2020 Beri Pelatihan BHD

Diperbarui: 12 Februari 2020   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasan, mahasiswa KKN Undip 2020 Sedang Mendemontrasikan Teknik BHD di hadapan Warga Masyarakat Kedungsugih Kecamatan Pagerbarang. (Dokumen pribadi).

Tegal (24/1). Dua orang warga di Kecamatan Pagerbarang diketahui meninggal mendadak awal Januari 2020. Satu meninggal di pagi hari, satu lagi saat bermain badminton. Belum diketahui apa penyebabnya, besar kemungkinan karena serangan jantung dan stroke. 

Atas dasar itu, mahasiswa KKN Undip Tim I tahun 2020 yang diterjunkan di Desa Kedungsugih Kecamatan Pagerbarang Kab. Tegal mencoba memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada masyarakat, mengenai tanda gejala serangan jantung dan pertolongan pertama pada henti jantung/henti nafas. 

Pemberian bantuan pada kondisi henti nafas/jantung di dunia medis lebih dikenal dengan istilah Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau lebih sederhana dikenal dengan istilah Bantuan Hidup dasar (BHD). 

Tindakan diperlukan untuk mengembalikan nafas dan aliran darahnya, karena saat itu detak jantung dan nafasnya berhenti. Dalam waktu 10 menit sejak jantung dan nafasnya berhenti, dan tidak diberikan pertolongan, korban akan segera meninggal. 

Bertempat di Masjid Al Istiqomah Desa Kedungsugih Kec. Pagerbarang Kamis (24/1) salah satu mahasiswa KKN Undip TIM I tahun 2020 bernama Abul Hasan Al Asy'ari dari Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran memberikan penyuluhan dan pelatihan itu. Acara berlangsung bertepatan dengan acara jamiyahan, acara dimulai sekitar pukul 13.30 hingga selesai pukul 15.30 WIB WIB. 

Sekitar 40-anwarga baik laki-laki maupun perempuan datang memadati pelataran masjid, penasaran dan ingin tahu bagaimana tindakan penyelamatan pada korban tidak sadarkan diri. Karena menurut mereka, tindakan itu sering dilihat di acara televisi namun tidak tahu maksud dan caranya. 

Pelaksanaan acara diawali dengan edukasi singkat mengenai apa tanda gejala serangan jantung, kelompok risiko tinggi penderitanya, hingga teknik Bantuan Hidup Dasarnya. 

Mahasiswa mencoba memberikan demonstrasi langsung di hadapan warga dengan cara meminta salah satu rekan mahasiswa yang lain, sebagai pengganti korban yang dalam kondisi tak sadarkan diri.  

Dengan cara itu, bantuan yang benar, tepat, cepat sebelum ambulan atau petugas medis datang memberikan pertolongan. Karena serangan jantung bisa terjadi sewaktu-waktu dan di segala tempat. 

Kewaspadaan masyarakat umum dan kemampuan memberikan pertolongan dasar pada henti jantung/nafas akan memberikan peluang terselamatkannya korban dari kematian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline