Lihat ke Halaman Asli

Pendeteksian Dini Kebuntingan Sapi dengan Menggunakan "Deea Gestdect"

Diperbarui: 10 Februari 2020   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim I KKN Undip 2020, melakukan kegiatan Pelatihan Pendeteksian dini kebuntingan sapi di peternakan Pak Yos Kedungsugih Pagerbarang Tegal. (Dokumen Pribadi).

Kedungsugih Pagerbarang, Tegal (2020). TIM I KKN UNDIP 2020 telah melaksanakan kegiatan pelatihan pada tanggal 29 dan 30 Januari 2020 bertempat di Peternakan Sapi Potong milik Bapak Yos yang merupakan peternakan sapi terbesar di Desa Kedungsugih Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal. 

Pertama, kegiatan berlangsung pada tanggal 29 Januari 2020 dilakukan dengan memberikan materi berupa pentingnya mendeteksi kebuntingan ternak di usia dini. 

Kegiatan ini dimaksudkan agar peternak terutama peternak sapi paham dalam pentingnya melakukan tes kebuntingan ternak di usia dini. 

Ternak yang telah dikawinkan baik secara alami maupun Inseminasi Buatan (IB) perlu segera dilakukan pengecekan kebuntingan. Hal ini berfungsi agar peternak mudah dalam mengevaluasi keberhasilan dari perkawinan tersebut dan mengurangi jumlah biaya untuk program breeding ternak. 

Kegiatan kedua dilakukan pada tanggal 30 Januari 2020 dengan memberikan contoh kepada peternak bagaimana cara pengujian kebuntingan dengan menggunakan urine

Kegiatan berlangsung dengan mengambil 2 sampel urine ternak yang diduga bunting. Kemudian dilanjutkan dengan menguji urine tersebut. Uji kebuntingan dilakukan dengan menggunakan metode Deea Gestdect. 

Tim I KKN Undip 2020, melakukan kegiatan pendeteksian dini dengan Deea Gestdect di peternakan Pak Yos, Kedungsugih Pagerbarang Tegal. (Dokumen Pribadi).

Deea Gestdect merupakan metode uji kebuntingan ternak yang menggunakan urine sebagai bahan uji. Urine ternak yang bunting mengandung estrogen dalam estradiol 17 alfa. Hal ini dikarenakan ternak yang bunting akan memproduksi hormon progesterone dan estrogen

Hormon progesteron dibutuhkan untuk menjaga janin dalam ternak, sedangkan hormon estrogen belum dibutuhkan oleh ternak sehingga dibuang melalui urine dalam bentuk estradiol 17, dimana estradiol tersebut terdapat ikatan ion fenol yang dapat dideteksi untuk mengetahui adanya kebuntingan ternak. 

Kelebihan dari penggunaan metode ini, lebih mudah dan cepat, serta penggunaan metode ini dapat dilakukan pada ternak yang memiliki usia kebuntingan dini ( 21 hari setelah dikawinkan). Hasil uji contoh yang telah dilakukan, menghasilkan 1 ternak bunting dan 1 ternak tidak bunting. 

Alifya Putri Pratiwi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline