Bentuk pembayaran kian bergerak maju perlahan dari menggunakan uang kertas dan logam menjadi digital payment (uang elektronik). Seperti semangat globalisasi, digital payment menawarkan efisiensi dan kemudahan dalam dunia transaksi. Alat tukar kini hanya berupa angka nominal virtual yang tak berbadan fisik sehingga lebih efisien dibandingkan dengan segepok uang, dompet tebal yang susah dilipat, maupun satu kantung plastik uang receh saat bertransaksi.
Bayangkan saja seorang yang hendak membeli sesuatu harus membawa satu karung uang kemana-mana seperti di film abad kuno. Tentu itu sangat merepotkan di zaman yang menuntut mobilitas tinggi seperti sekarang, terlebih juga menyangkut faktor keamanan. Kita tidak perlu kembali pada Indonesia abad 18 dimana seorang harus menyewa puluhan orang untuk menjaga gudang harta atau saat berpergian. Kehadiran transaksi digital dapat mengatasi persoalan efektifitas maupun keamanan transaksi dengan hanya menggunakan satu lembar kartu debit atau gadget saja. Lantas apakah persoalan dunia transaksi kita sudah selesai?
Transaksi menggunakan kartu debit ternyata masih menyisakan persoalan yang membutuhkan solusi kreatif perbankan. Persoalan itu sebagaimana yang pernah saya alami ketika sedang berpergian ke tempat seorang teman di suatu kota kecil yang sedang berkembang. Tempat yang saya kunjungi itu tidak terlalu terpencil sebab sudah terdapat fasilitas publik yang cukup, aktifitas ekonomi yang padat, serta juga layanan mesin ATM dan Bank.
Karena telah terbiasa mengikuti adab masyarakat modern dalam soal keuangan, maka saya cukup berbekal satu lembar kartu debit dan beberapa rupiah uang cukup untuk perjalanan. "disana ada ATM" ujar fikiran saya meyakinkan untuk tidak merepotkan diri dengan membawa uang fisik. Dengan suasana itu, saya menarik gas motor dan berangkat.
Menjelang tiba di daerah yang dituju, saya mulai berpikir untuk mencari mesin ATM di sepanjang jalan sebelum tiba di rumah teman. Sejumlah uang cash saya perlukan untuk membeli beberapa kebutuhan selama tinggal di kota berkembang ini. Sayangnya, tidak ada mesin ATM yang cocok dengan kartu debit saya setelah menyisir sepanjang jalan daerah teman tersebut. Akhirnya saya hanya bisa menghela nafas panjang karena harus memutar jalan ke kota besar terdekat yang memiliki mesin ATM yang lebih lengkap.
Interkoneksi, Kebutuhan yang tak Bisa Ditawar
Globalisasi dicirikan dengan saling terhubungnnya seluruh belahan dunia. Mereka yang tak terhubung akan terisolir dari jejaring kemajuan dunia dan akhirnya kurang mampu berkembang. Contohnya adalah suku-suku pedalaman yang masih primitif. Begitu halnya dengan dunia perbankan dan sistem pembayaran. Pengalaman yang saya rasakan diatas membuat saya sadar perlunya suatu keterhubungan antar bank dan sistem pembayaran sehingga memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi dan pembayaran.
Ibarat pembangunan jalan tol dan infrastruktur dalam program presiden RI Jokowi bertujuan untuk mendongkrak ekonomi daerah dan memajukannya, maka dalam hal sistem pembayaran juga perlu alat penghubung yang menerobos hambatan tidak terkoneksinya sistem pembayaran digital. Daerah yang tidak terkoneksi akan tertinggal, begitupula dengan sistem pembayaran yang tak terkoneksi akan menghambat kita untuk melangkah lebih maju.
Namun kini kita tidak perlu khawatir dengan masalah interkoneksi. Kabar baik datang dari PRIMA ATM dan PRIMA Debit. Tepatnya di Jakarta, 15 Januari 2019, PRIMA meresmikan kemitraan model bisnis jaringan bersama 14 mitra Bank. Peresmian ditandai dengan penandatanganan piagam kemitraan oleh Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera, Iwan Setiawan dan Pimpinan ke-14 Mitra Bank di Ritz Carlton Hotel, Jakarta (www.jaringanprima.co.id). Sebelumnya juga telah ada 82 Bank yang telah menjadi mitra PRIMA.
Kemitraan yang dijalin PRIMA dengan bank dibentuk untuk mendukung kebijakan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. PRIMA berkomitmen mendukung kebijakan GPN dalam rangka memperkuat system pembayaran nasional yang aman, andal, dan terpercaya.
Jaringan PRIMA telah berkomitmen mewujudkan visi interkoneksi dan interoperabilitas ekositem pembayaran. Jika dahulu kartu debit hanya dapat mengakses perangkat Bank yang sama, maka kini kartu yang berlogo GPN dapat digunakan pada mesin ATM atau EDC dari Bank mana saja. Sebab itu, melalui kartu debit PRIMA, kita tidak perlu membuang waktu mencari perangkat yang cocok dengan Bank kita karena semua sudah saling terkoneksi. Kita pun bebas dari sekat-sekat antar bank yang membelenggu melalui sistem interkoneksi ini. Bertransaksi dimanapun dan kapanpun akan berjalan mulus seperti bepergian melalui jalan tol.