Lihat ke Halaman Asli

Alif Syahilna

Mahasiswa IAIN Jember '18

Guru dan Corona

Diperbarui: 10 April 2020   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita semua tahu, bahwa mulai penghujung akhir tahun 2019 telah ditemukanya virus yang cukup mengerikan se-antero dunia, Corona / COVID-19 namanya. Bahkan kabarnya, per tanggal 27 Maret 2020 ini di Indonesia sendiri sudah ditemukan 1046 Kasus, 87 Meninggal dan 46 Orang yang sembuh. Datangnya virus ini sudah memiliki dampak yang beragam, baik dari sektor ekonomi,agama,pendidikan hingga hubungan internasional. Banyaknya nyawa yang terenggut, diterapkanya Lockdown System dan Social Distancing, hingga adanya system pembelajaran online / daring (dalam jaringan) baik untuk perguruan tinggi, SMA/MA,SMP/MTs,SD/MI hingga TK dan PAUD merupakan beberapa dampak adanya virus COVID-19.

Menghadapi situasi seperti ini tentu ada pertimbangan yang matang dalam pengambilan solusi dengan mementingkan maslahah ammah. Penulis akan membahas bagaimana perjuangan guru menghadapi situasi seperti ini. Pihak pemerintah sudah meniadakan UN untuk Siswa, para rektorpun sudah memberlakukan kuliah daring sampai dengan Juni 2020. Lantas, apakah tugas guru atau dosen sebagai mediator dalam proses pembelajaran ini hanya diam dan hanya memberikan tugas semata ? Tentu tidak.

Para guru sekarang berjuang mencari akal bagaimana memberikan materi yang mudah dicerna dengan media online, banyak siswa dan mahasiswa yang mengeluh terkait hal ini, "Lebih baik belajar tatap muka daripada daring" kata mereka. Ini semua bentuk kekurang puasan terhadap sistem daring, namun yang harus diperhatikan adalah tugas guru-guru ini yang begitu banyak, Beliau juga manusia yang memiliki kebutuhan pribadi dan memiliki keluarga yang harus dipenuhi juga kebutuhanya.

Guru sudah susah payah memfasilitasi siswanya, mulai dari materi yang dipermudah, media yang digunakanpun mudah, dan tugas yang sebenarnya tidak terlalu memberatkan. Ini semua dilakukan demi mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ada lagi keadaan dimana guru atau dosen harus stay di sekolah atau kampus ditengah membaranya virus COVID-19, untuk melayani keperluan mahasiswa dan siswanya, ini semua dilakukan karna ikhlas dan demi memudahkan kepentingan peserta didiknya. Tetapi sayang, banyak mahasiswa juga siswa yang mengeluh dan merasa kurang antusias terhadap sekian banyak usaha guru. Guru adalah orang yang paling ikhlas. Ikhlas memberi, ikhlas melayani, ikhlas mengayomi, ikhlas membimbing, dan banyak hal lain yang beliau beliau ikhlaskan demi kepentingan peserta didiknya.

Adakah dari kita yang merasa kagum dengan banyak lika-liku kiprah guru di zaman sekarang ? Sedikit sekali. Miris ketika harus mengakui hal ini. Guru adalah manusia biasa yang Allah berikan kelebihan ilmu dan ditugaskan untuk mengamalkan serta mengajarkanya. Guru adalah figur istimewa. Jasanya tak bisa dibayar, jika dibandingkan dengan gaji yang diterima, itu belum sebanding dengan perjuanganya menerdaskan anak Indonesia. Pandemi COVID-19 ini menyebabkan guru harus bekerja ekstra, memikirkan keluarga,siswa dan proses pembelajaran daringnya.

Berjuang begitu begini, kesana kemari demi mempermudah pembelajaran dan pelayanan siswa dtengah pandemic virus corona adalah sebuah pengorbanan besar pahlawan bangsa, yaitu guru.Terima kasih bapak ibu guru,dosen,asatidz dan asatidzah yang telah mencurahkan segala tenaga,pikiran dan materi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa demi mencapai kesejahteraan umum. Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi adalah hal yang sulit, tapi guru kita bisa melakukanya.

Untuk guru kita semua...

Lahum Al-Fatihah..   




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline