Lihat ke Halaman Asli

Alif Ahmad Sulthoni P.R

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Pemberontakan G30SPKI dan Lahirnya Hari Kesaktian Pancasila

Diperbarui: 9 Oktober 2022   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PEMBERONTAKAN G30S/PKI DAN LAHIRNYA HARI KESAKTIAN PANCASILA

Hari Kesaktian Pancasila diperingati pada 1 Oktober. Peristiwa tersebut lahir sehari setelah tragedi penculikkan jenderal tinggi Tentara Republik Indonesia yang seringkali didengar sebagai pemberontakan G30s/PKI, yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia.

Kemerdekaan Indonesia baru berusia 20 tahun pada saat itu, namun terus dihadang oleh berbagai ujian yang bertujuan merubah ideologi pancasila. Parta Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satunya, mereka menginginkan ideologi pancasila dirubah menjadi ideologi komunis yang menjadi dasar negara. Pada tanggal 30 September 1965, PKI melancarkan aksi pemberontakannya dengan cara menculik serat membunuh ke-7 jenderal tertinggi TNI.

SEJARAH SINGKAT PERISTIWA G30SPKI

Partai Komunis Indonesia pada saat itu merupakan partai terbesar kelima pada pemilu 1955. Dengan perolehan suara dan pendukung yang banyak, PKI memiliki pengaruh yang kuat dalam pemerintahan Ir. Soekarno.

Namun, pada akhirnya PKI dibubarkan dan menjadi partai yang dilarang di Indonesia. Hal itu tidak lepas dari pemberontakan yang mereka lakukan secara besar-besaran yang mengakibatkan stabilitas politik di Indonesia menjadi kacau.

Peristiwa G30SPKI dipicu oleh adanya isu revolusi dewan jenderal oleh angkatan militer. Partai Komunis Indonesia menuding wacana tersebut untuk mengkudeta dan menggulingkan Presiden Soekarno. Sebagai ujung tanduk Ir. Soekarno, PKI khawatir kedudukannya akan lengser dan digantikan dengan pemerintahan yang lain. Meskipun begitu, masih belum adanya kebenaran dalam isu yang tersebar.

Pada 30 September 1965, PKI yang terbagi dalam beberapa kelompok secara bersamaan mendatangi kediaman Jenderal-Jenderal tinggi TNI. Gerakan ini dipimpim oleh LetKol Untung Syamsuri, yang merupakan Komandan Batalyon I Cakrabirawa.

Dalam aksinya , PKI menggunakan cara yang berlawanan atau bertentangan dengan ideologi pancasila. Dari ketujuh jenderal, tiga diantaranya, yaitu Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Mas Tirtodarmo Hariono dan Jenderal Donald Isaac Pandjaitan dibunuh ditempat kediamannya. Sedangkan, Jenderal Siswondo Parman, Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Jenderal Soeprapto ditangkap hidup-hidup.

Sementara target utama PKI adalah Jenderal Abdul Haris Nasution yang berhasil meloloskan diri. Namun, sang putri Ade Irma Suryani dan ajudan pribadinya Kapten Pierre Tendean menjadi korban tragedi berdarah tersebut.

Proses pengangkatan jenazah dimulai Minggu, 3 Oktober 1965. Akan tetapi karena ada kendala teknis, pengangkatan sepenuhnya dapat dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 1965

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline