Debat kedua cawapres yang digelar oleh KPU semalam menjadi debat yang seru dan penuh antusiasme dari masyarakat. Berbeda dari debat cawapres yang pertama, dimana pada debat kedua ini banyak momen-momen lucu serta menarik terjadi, dan dalam sekejap langsung menjadi sorotan publik.
Serangan demi serangan gagasan terjadi antara tiga cawapres, baik itu Cak Imin, Gibran, dan Prof. Mahfud. Ketiganya menunjukkan bahwa mereka pantas dan layak untuk menjadi presiden Indonesia periode 2024-2029.
Seperti Gibran yang berkali-kali menyebut Cak Imin lucu karena hanya membaca teks, serta gimmick mencari jawaban Prof. Mahfud atas tanggapan dari pertanyaannya. Kemudian dari Cak Imin yang sempat menyenggol catatan MK dan ijazah palsu. Lalu, Prof. Mahfud yang tidak ketinggalan mengikuti gimmick Gibran mencari jawaban serta menganggap pertanyaan Gibran receh dan enggan untuk menjawab.
Namun, terdapat beberapa pandangan yang berbeda dari para penikmat debat, dan hal tersebut menarik untuk dibahas dan membuka pandangan publik yang terus menjagokan jagoan dari paslon masing-masing. Beberapa orang justru beranggapan kalau debat semalam menjadi cringe.
Pasalnya ketiga-tiga cawapres kelihatan ambisinya untuk menunjukkan bahwa hanya dia yang terbaik. Dimana dilain sisi, masyarakat lebih menginginkan gagasan apa yang disampaikan untuk pendalaman visi misi oleh masing-masing paslon.
Coki Pardede turut berkomentar dalam acara nobar Musyawarah yang dibuat oleh Najwa Shihab dan da Lopez bersaudara. Menurut Coki, debat kali ini seru, namun masih kurang membahas serta mendalami gagasan visi misi yang diusulkan oleh masing-masing paslon. Komika serta public figure tersebut menyebutkan "Jangan kita terpancing untuk menjadi savage atau keren dikepala kita sendiri", ketika diminta tanggapan setelah debat.
Coki yang pada saat tersebut menjadi pendukung Gibran Rakabuming Raka menilai, ketiga-tiganya lebih memilih untuk saling menyerang agar kelihatan lebih baik diantara yang lainnya.
Menurut sobat kompasiana, kira-kira bagaimana tanggapan dari debat semalam? Tulis dikolom komentar, ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H