Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) yang berlokasi di Jalan Bantul km.1 merupakan salah satu pasar dari 33 pasar yang ada di kota Yogyakarta dan satu-satunya pasar yang menjual berbagai macam satwa peliharaan, ikan hias dan tanaman hias. Pembangunan PASTY merupakan salah satu rangkaian pembangunan yang bertujuan untuk memajukan sektor ekonomi di kawasan selatan kota Yogyakarta. Sebagai salah satu public utilities, PASTY dibangun dengan maksud untuk mendukung pengembangan sektor ekonomi dan pariwisata. PASTY dikembangkan oleh pemerintah kota dari fungsi pasar tradisional menjadi pasar wisata.
Pengembangan fungsi pasar akan membentuk infrastruktur yang lebih kompleks dengan pola kegiatan didalam pasar serta jenis pengunjung yang semakin beragam dan bertambah banyak. PASTY sebagai infrastruktur pendukung pengembangan tidak dapat dibangun hanya mengandalkan aspek fisik semata, namun juga dituntut memiliki performance dalam hal utilisasi infrastruktur, kapasitas (personal, komunitas, sistem), jejaring/network, dan logistik (Sunyoto, 2014). Kualitas tiap elemen-elemen tersebut akan mempengaruhi tingkat efektivitas infrastruktur, dalam hal ini adalah PASTY, dalam mendukung pengembangan yang dimaksudkan.
Diagram infrastruktur sebagai fasilitas pendukung pengembangan (Sunyoto, 2014)
Utilisasi Infrastruktur pada PASTY
Perencanaan dan implementasi berdirinya PASTY dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah kota Yogyakarta yang terlebih dulu telah melakukan kesepakatan dengan pihak-pihak pengguna pasar. Dari pihak pemerintah kota, keberadaan PASTY akan memeratakan sektor ekonomi dan pariwisata ke daerah selatan kota Yogyakarta. Sedangkan bagi pihak pedagang, PASTY yang dikembangkan menjadi pasar wisata dan pusat satwa dan tanaman hias akan menghadirkan konsumen yang lebih luas, tidak sekedar hanya pelanggan dan penggemar jenis tanaman dan satwa tertentu.
Konsep “pasar dalam taman” serta pengembangannya ke arah pasar wisata secara langsung membawa dampak sosial yang ada di lingkungan sekitar. Interaksi yang terjadi tidak sebatas antara penjual dan pembeli saja, namun juga pengunjung berupa wisatawan lokal, wisatawan mancanegara, orang yang berjalan-jalan, kelompok pelajar, kelompok pecinta satwa dan tanaman, dan lain-lain. Meskipun tidak dalam jumlah masif karena tergolong wisata minat khusus, namun keberadaan PASTY sudah menciptakan lingkungan sosial baru yang lebih positif dan ramai jika dibandingkan sebelum PASTY terbangun.
Beberapa fasilitas pendukung pariwisata di dalam PASTY
Konsep “pasar dalam taman” dalam PASTY menghadirkan hamparan area hijau dengan banyak ruang terbuka hijau dan pohon-pohon peneduh berukuran besar. Dalam skala meso lingkungan perkotaan, keberadaan PASTY berperan sebagai ruang hijau kota. Vegetasi-vegetasi yang terhampar di seluruh komplek PASTY akan memperluas persentase ruang hijau di perkotaan, khususnya di kawasan perkotaan bagian Selatan kota Yogyakarta yang mayoritas penggunaan lahannya sudah padat oleh pembangunan gedung dan permukiman.
Kapasitas: Personal, Komunitas, Sistem
Para pedagang di PASTY mayoritas adalah pedagang-pedagang lama yang telah berpengalaman dan memiliki pengetahuan mendalam terkait dengan produk jualannya. Beberapa penjual tanaman hais adalah penjual yang telah berjualan sejak zaman pasar ini bernama Kebun Bibit Dongkelan Barat dan Bursa Agro Jogja (BAJ). Sedangkan pedagang satwa sebagian besar merupakan pedagang lama yang direlokasi dari pasar burung Ngasem. Karena ketenaran pasar burung Ngasem sebelumnya, pedagang satwa di PASTY tidak kehilangan para pelanggan setia meskipun sekarang telah berpindah tempat.
Penyajian produk penjualan di zona satwa dan zona tanaman hias
Dalam rangka memberi kemudahan dalam hal komunikasi dan pembinaan para pedagang, di dalam PASTY terdapat paguyuban-paguyuban pedagang yang berisi pedagang-pedagang yang berjualan di dalam PASTY. Karena terdapat beberapa kelompok dengan jenis dagangan sama, maka dibuat pengelompokan yang disesuaikan dengan jenis dagangan yang serupa, namun tetap dalam satu kepengurusan yang sama. Selain paguyuban pedagang, terdapat juga paguyuban parkir yang beranggotakan para petugas parkir baik yang bertugas di PASTY blok Timur maupun di PASTY blok Barat.
Sistem pengelolaan yang ada di PASTY sesuai dengan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 40 Tahun 2009 berada di bawah Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta. Unit Pengelolaan Teknis (UPT) PASTY yang terletak di zona tanaman hias merupakan pelaksana pengelolaan harian yang juga merupakan instansi dibawah Dinas Pengelolaan Pasar.
Jejaring dan Logistik
Dalam menunjang daya tarik pihak PASTY bekerjasama dengan berbagai komunitas atau organisasi tertentu untuk menyelenggarakan event-event di dalam PASTY. Tujuan diselenggarakannya event ini adalah untuk meramaikan dan memasarkan PASTY karena terdapat potensi perkembangan yang besar dengan keberadaan PASTY saat ini bagi kota Yogyakarta. Kelompok yang akan mengadakan event harus melalui prosedur perizinan dari Dinas Pengelolaan Pasar untuk mendapatkan izin meminjam tempat dan mengadakan event. Meskipun jarang diselenggarakan namun pengadaan event ini dapat mengundang pendatang dari sektor yang lebih luas dan umum ke dalam PASTY sehingga dapat turut andil dalam meramaikan PASTY.
Arus barang di PASTY tidak terlepas dari arus barang yang sebelumnya terbentuk di Pasar Burung Ngasem. Setelah adanya relokasi ke PASTY, distribusi barang yang masuk tetap sama ketika masih berada di pasar Ngasem, bahkan lebih banyak dan beragam jenisnya karena beberapa distributor baru mulai masuk dan menjual komoditas baru di PASTY.
Output : PASTY sebagai Asset Capability Equity
PASTY merupakan salah satu produk infrastruktur berupa public utilities (fasilitas umum) yang dibangun pemerintah Kota Yogyakarta sebagai salah satu upaya untuk melakukan pengembangan wilayah Kota ke arah Selatan, khususnya dalam sektor ekonomi dan pariwisata. Pembangunan dan pengembangan PASTY memperhatikan berbagai unsur atau elemen seperti utilisasi infrastruktur, kapasitas (personal, komunitas, sistem), dan jejaring-logistik, untuk membentuk PASTY sebagai aset yang bernilai bagi kota Yogyakarta khususnya dalam hal kemajuan sektor ekonomi dan sektor pariwisata. Meskipun belum sempurna di beberapa elemen pembentuk, namun interkoneksi antar elemen tersebut akan terus berkembang membaik karena ditunjang sistem yang terintegrasi sehingga akan selalu mengisi lubang atau kekurangan yang ada.