Lihat ke Halaman Asli

Alifia Hafsyah

Nama : Alifia Hafsyah; Mahasiswa S1 Akuntansi; Dosen : Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak; NIM : 43219010164; Universitas Mercu Buana Jakarta

Prof. Dr. Apollo, K7__Asymmetric Information: Theory and Applications (Analisis Jurnal)

Diperbarui: 17 April 2022   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokpri

Jurnal Asymmetric Information: Theory and Applications ditulis oleh Lauri Auronen dari Departemen Teknik dan Manajemen Industri, Universitas Teknologi Helsinki. Jurnal yang diterbitkan pada tahun 2003 ini membahas tentang teori asimetri informasi. Termasuk bagaimana implikasi teori untuk perilaku pasar dan institusi pasar dan beberapa aplikasi dari teori.

Teori Asimetri Informasi

Asimetri informasi merupakan suatu kondisi ketika suatu pihak mengetahui informasi lebih banyak dari pihak lain. Informasi yang dimiliki tersebut dapat memberikan pengaruh kepada perilaku di setiap situasi dan memberikan efek nyata pada keputusan keuangan atau juga finansial.

Contohnya adalah ketika mempertimbangkan suatu produk. Penjual akan menetapkan harga suatu produk berdasarkan pengetahuannya mengenai harga produk yang mirip di pasar dan kondisi produk diantara faktor-faktor lain. 

Disisi lain, pembeli juga bisa mengetahui harga produk serupa di pasar, namun apa yang membedakan adalah pembeli tidak dapat mengetahui dan tidak memiliki informasi mengenai kualitas atau kondisi produk tersebut seperti penjualnya. Sehingga jelas terdapat asimetri informasi di antara kedua pihak.

Beberapa jurnal telah membahas mengenai teori asimetri informasi ini secara lebih rinci. Seperti karya dari Nobelis George A. Akerlof, Michael Spence hingga Joseph Stiglitz yang memaparkan konsep-konsep kunci dari teori asimetri informasi.

Konsep-Konsep Kunci Dari Teori Asimetri Informasi

  • Akerlof 1970: Asymmetric Information, Adverse Selection, Counteracting Institutions
    Mengemukakan konsep seleksi yang merugikan dan lembaga penangkal dalam teori asimetri informasi. Disebut seleksi yang merugikan karena keputusan diambil berdasarkan informasi yang lemah
  • Spence 1973: Signaling, Signaling Equilibrium
    Melanjutkan gagasan dari George A. Akerlof dalam jurnalnya Job Market Signaling pada tahun 1973. Signaling dapat diartikan sebagai suatu asumsi asimetris informasi akan ketidakmampuan dalam membedakan risiko baik dan buruk. Dalam hal ini Michael Spence memaparkan bagaimana karyawan di pasar memilih ‘sinyal’ yang mereka inginkan dalam rangka memilih jadwal upah yang sesuai.
  • Stiglitz 1975: Screening
    Asimetri indormasi yang terjadi karena adanya perbedaan risiko baik dan buruk. Stiglitz membahas tentang bagaimana penjual menyaring (screening) para pelamar kerja ke dalam kategori yang sesuai dengan produktivitas mereka atau kemampuan lainnya.
  • Rothschild and Stiglitz 1976: Externalities
    Rothschild dan Stiglitz pada jurnal 1976 menggunakan pasar asuransi sebagai dasar argumen mereka tentang eksternalitas yang disebabkan oleh informasi asimetris.

Aplikasi dari Teori Asimetri Informasi

Salah satu penerapan baru dalam teori asimetri informasi adalah subkontrak. Misalkan di pasar untuk kontrak subkontrak, setiap kontrak yang ada menentukan bagian tetap dan bagian pembayaran yang bervariasi. Bagian pembayaran yang bervariasi sendiri ditentukan oleh keberhasilan proyek dan banyaknya upaya yang digunakan.

Satu set kontrak subkontrak dapat dirancang dengan memvariasikan rasio pembayaran tetap dan bervariasi. Subkontraktor potensial kemudian akan memilih kombinasi yang paling tepat dan sesuai dengan tujuan mereka dalam rangka mencapai keberhasilan dan hal ini akan memungkinkan perusahaan mencari subkontraktor untuk menyaring subkontraktor potensial ke dalam kategori dengan risiko yang berbeda.

Kelebihan dan kekurangan Teori Asimetri Informasi

Berikut kelebihan dan kekurangan dari Teori Asimetri Informasi :

Kelebihan

  • Mampu menjelaskan hal yang tidak dijelaskan sebelumnya dalam suatu fenomena ekonomi. Teori ini menjelaskan adalah hal yang tidak mungkin untuk membedakan kualitas yang baik dan buruk. Fenomena ini juga digunakan untuk menjelaskan adanya lembaga pasar penangkal.
  • Teori asimetri informasi mengakui arti informasi sebagai penentu pasar. Teori ini menekankan arti informasi dan memulai diskusi tentang kebenaran beberapa teori ekonomi tradisional
  • Teori telah berkembang dan dan sebagian besar aplikasinya membahas bukan hanya di bidang ekonomi tetapi juga bisa diterapkan dibidang lain.
  • Mudah untuk dipahami dan digunakan. Letak kesulitan hanya ketika menentukan model matematika yang kompleks untuk memodelkan asimetri domain aplikasi.

Kekurangan

  • Berkaitan dengan model yang dikembangkan Seperti yang selalu terjadi pada model, ada kemungkinan untuk menjadi terlalu terpikat dengan model dan manipulasi matematisnya untuk melihat kompleksitas yang ada di pasar dunia nyata.
  • Berkaitan dengan penerapan teori. Penerapan teori juga hanya mempertimbangkan asimetri dalam satu arah. Teori ini sendiri memungkinkan adanya kesalahan dalam asumsinya yang sederhana. Misal adanya asumsi bahwa pembeli akan selalu mengetahui rata-rata nilai suatu produk yang dijual. Padahal hal tersebut tidak selamanya benar.
  • Terkait dinamika persaingan yang diasumsikan dalam model sederhana. Misal pada pasar asuransi, model tidak mempertimbangkan produk pengganti, pendatang agresif ke pasar perdagangan dengan keuntungan negatif dan juga mengasumsikan biaya yang sama untuk memproduksi layanan untuk semua perusahaan. Padahal pertimbangan akan faktor-faktor tersebut mungkin memiliki efek mendalam pada hasil yang diperoleh dengan model.

Kesimpulan

Seperti yang telah dipaparkan dalam jurnal ini, teori asimetri informasi telah menjadi model intuitif dari perilaku pasar kompetitif. Tak hanya itu, teori ini juga semakin kredibel sebab telah digunakan di beberapa disiplin ilmu yang berbeda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline