Hipertensi adalah definisi medis dari tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang dapat mengancam jiwa jika dibiarkan. Padahal, gangguan ini bisa memicu peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan kematian. Istilah tekanan darah sendiri dapat digambarkan sebagai kekuatan darah yang mengalir terhadap dinding pembuluh darah arteri tubuh yang merupakan pembuluh darah utama. Besarnya tekanan yang terjadi tergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah tinggi termasuk genetika, usia, jenis kelamin, etnis, obesitas, tidak aktif, stres, merokok, dan makan berlebihan. Mengatur asupan makanan dan mengatur pola makan merupakan salah satu cara untuk membantu mencegah peningkatan tekanan darah. Modifikasi diet yang dianjurkan adalah memperbanyak asupan sayur dan buah yang kaya akan mineral dan karotenoid. Salah satu makanan yang membantu menurunkan tekanan darah adalah tomat.
Tomat bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah karena mengandung likopen. Ada 4,6 mg likopen dalam 100 gram tomat segar. Lycopene menurunkan tekanan darah melalui perannya sebagai antioksidan. Lycopene memblokir radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, yang kemudian mengaktifkan produksi oksida nitrat di endotelium dan meningkatkan fungsi pembuluh darah, yang menyebabkan penurunan tekanan darah.
Sampai saat ini, tomat sering dimakan mentah dalam bentuk jus. Sebuah penelitian di Semarang tahun 2012 menunjukkan bahwa mengkonsumsi jus tomat yang berasal dari 150 gram tomat dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 11,76 7,276 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 8,82 3,321 mmHg. Studi lain tentang efek likopen pada tekanan darah menunjukkan bahwa likopen hanya dapat secara signifikan menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 11,5 mmHg tetapi tidak pada tekanan darah diastolik.
Aturan lain tentang asupan makanan yang bisa menurunkan tekanan darah adalah dengan mengganti konsumsi minyak jenuh dengan minyak tak jenuh tunggal, termasuk minyak zaitun. Seratus mililiter minyak zaitun extra virgin mengandung 77.478 gram asam oleat yang dapat menekan aktivasi endotel dengan menghambat ekspresi molekul adhesi atau meningkatkan produksinya. Mengkonsumsi 60ml minyak zaitun telah terbukti menurunkan tekanan darah sistolik pada pasien hipertensi usia lanjut 14-15mmHg selama empat minggu.
Likopen dalam tomat mudah diserap saat dipanaskan dan dimakan dengan lemak. Kandungan likopen tomat yang diolah menjadi jus meningkat menjadi 9,5 mg/100 g. Penambahan minyak zaitun memudahkan penyerapan likopen. Kombinasi jus tomat dan minyak zaitun akan menurunkan tekanan darah secara signifikan dibandingkan jus tomat tanpa penambahan minyak zaitun.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen sejati dengan metode before and after check dengan desain control group design dengan menggunakan manusia sebagai subjek penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penambahan 10 ml minyak zaitun pada 350 ml jus tomat, sedangkan variabel terikatnya adalah tekanan darah sistolik. Jus tomat dibuat dari 150 g tomat merah yang telah direbus selama 10 menit dalam 100 ml air pada 85-90 C, kemudian tambahkan 5 g gula pasir dan aduk rata.
Selain itu jus tomat untuk kelompok perlakuan ditambahkan 10 ml minyak zaitun, sedangkan untuk kelompok kontrol tidak ditambahkan minyak zaitun pada jus tomat. Intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol dilakukan sekali sehari pada pagi hari selama 7 hari.
Subyek penelitian adalah wanita berusia antara 50 dan 65, dan kriteria inklusi penelitian ini adalah tekanan darah sistolik antara 140 dan 159 mmHg, pascamenopause, dan IMT antara 23 dan 27 kg/m2. Mampu berkomunikasi, Tidak merokok atau minum alkohol, tidak mengonsumsi obat antihipertensi atau suplemen yang memiliki efek antihipertensi selama penelitian, tidak memiliki kondisi medis atau perawatan medis yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal, dan penyakit kronis lainnya serta mempersiapkan diri untuk dijadikan subjek penelitian dengan melengkapi formulir persetujuan yang diinformasikan.
Hasilnya, tidak ada perbedaan usia sebelum intervensi, status gizi, aktivitas fisik dan tekanan darah sistolik antara kelompok kontrol dan perlakuan, sehingga usia, status gizi dan aktivitas fisik tidak harus menjadi variabel perancu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin tua seseorang, semakin tinggi tekanan darahnya, karena seiring bertambahnya usia, lumen pembuluh darah menyempit dan elastisitas pembuluh darah menurun. Penurunan elastisitas pembuluh darah ini menyebabkan pengerasan dinding arteri, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Penurunan tekanan darah pada kelompok perlakuan yang terdiri dari 83% subjek obesitas menunjukkan penurunan tekanan darah yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol yang terdiri dari 75% subjek obesitas. Subyek obesitas memiliki risiko 4,02 kali lebih tinggi terkena hipertensi dibandingkan orang non-obesitas. Oleh karena itu, penting bagi penderita hipertensi untuk menjaga status gizinya dalam batas normal.