Lihat ke Halaman Asli

ALIFIA ARYU

mahasiswa

Zaman Barok di Era Digital

Diperbarui: 9 Januari 2024   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Zaman Barok di Era Digital

Istilah "barok" pertama kali digunakan pada abad ke-18 dalam buku Encyclopédie oleh Denis Diderot, yang kemudian digunakan untuk menyebut periode kesenian Eropa dari abad ke-17 hingga 18, termasuk seni musik.

Namun, untuk peminat karya zaman barok sekarang sangat kurang. Mungkin bisa ditemukan pada orang yang sangat meminati karya-karya zaman tersebut, berikut karya yang terkenal atau tidak asing di telinga saat era revolusi ini:

1. Cello Suite no. 1 in G major BWV 1007 – Prelude

Karya ini ditulis oleh Johann Sebastian Bach, juga dikenal sebagai Bach, selama periode 1717–1723, ketika dia menjabat sebagai Kapellmeister di Köthen. Suite à Violoncello Solo senza Basso adalah judul sampul naskah Anna Magdalena Bach.

2. Concerto No.4 in F minor, Op.8, RV 297, "L'inverno" - Allegro Non Molto

Antonio Vivaldi—juga dikenal sebagai Vivaldi—membuat karya ini sekitar tahun 1718–1720, saat dia menjadi kepala kapel istana di Mantua. Sebagai Il cimento dell'armonia e dell'inventione (Kontes Antara Harmoni dan Penemuan), mereka diterbitkan di Amsterdam pada tahun 1725 bersama dengan delapan konser tambahan. Juga, judul karya ini unik karena memiliki sentuhan musim, seperti L'inverno (bahasa Indonesia untuk musim dingin).

3. Canon in D, P 37 (Pachelbel's Canon)

Karya ini ditulis oleh Johann Pachelbel. Tanggal penyusunannya tidak diketahui, tetapi tanggal yang disarankan adalah 1680–1706. Salinan manuskrip yang masih ada berasal dari tahun 1838–1842. Pada awalnya, Canon dibuat untuk tiga violin dan basso continuo dan dipasangkan dengan gigue; ini disebut Canon dan Gigue untuk tiga violin dan basso continuo.

Kesimpulan: Karya-karya zaman barok masih sangat dikenal, tetapi beberapa orang tidak mendengarkannya secara menyeluruh. Karya-karya ini biasanya digunakan sebagai efek film atau soundtrack.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline