Lihat ke Halaman Asli

Alifia Aufa Wami Rafiqi

Mahasiswa/Universitas Airlangga

Beda Culture : Perbedaan Angkringan Surabaya dan Yogyakarta!

Diperbarui: 20 Desember 2024   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angkringan di Yogyakarta (Sumber: Koleksi Pribadi)

Sejarah Angkringan

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Angkringan adalah istilah umum berasal dari Bahasa Jawa “angkring” yang berarti alat pikul atau barang yang dipikul. Angkringan jaman dahulu memiliki ciri khas memakai gerobak pikul yang berisi makanan dan minuman hangat untuk dibawa berkeliling di sore atau malam hari. Angkringan terkenal dengan harga murah dan porsi makanan yang kecil, cocok untuk sekedar mengganjal perut.

Di jaman sekarang angkringan menjadi salah satu tempat favorit masyarakat dari segala usia. Di kota-kota besar banyak Food Vlogger yang kerap mengulas Angkringan sebagai upaya peningkatan daya tarik masyarakat mengingat jumlah angkringan yang menjamur di berbagai daerah terutama wilayah kampus. Angkringan kerap kali menjadi tujuan anak muda atau mahasiswa untuk sekedar berkumpul atau mengerjakan tugas.

Namun, angkringan di masa sekarang lebih banyak yang menggunakan gerobak dorong yang bertempat tetap di suatu lahan dengan kanopi sebagai atap atau terpal berwarna biru, hingga di beberapa daerah ada yang menyebut angkringan sebagai tenda biru. Umumnya angkringan menjual makanan dari makanan berat hingga makanan ringan seperti nasi kucing, berbagai macam jenis sate, gorengan, dan makanan siap saji lainnya serta minuman baik yang dingin maupun hangat.

Namun, ternyata di beberapa daerah ada perbedaan dari segi konsep hingga jenis makanan yang dijual. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, ia menyoroti beberapa perbedaan antara angkringan di wilayah Jawa Timur khususnya Surabaya dan Angkringan di wilayah Jawa Tengah yaitu di Yogyakarta. Penulis sendiri berasal dari Kabupaten Ngawi dan sering bepergian ke daerah Yogyakarta maupun Solo, namun kini jadi mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya. Perbedaan yang mencolok nampak dari segi tempat, dan makanan serta minuman yang dijual.

Angkringan Yogyakarta

Di wilayah Jawa Tengah khususnya di Yogyakarta yang sering dijuluki kota pelajar, atau di Solo, banyak tersebar angkringan yang buka dari sore hingga malam atau bahkan 24 jam. Terlebih di wilayah kampus, angkringan tersebar dengan berbagai konsep. Ada angkringan yang berlahan tetap di pinggir jalan dengan tenda, Adapun yang bertempat di suatu bangunan dengan tambahan kursi di sekitar bangunan. Sebutan yang umum didengar di wilayah Yogyakarta atau Solo terkait angkringan adalah Burjo/Warmindo.

Berdasarkan pengamatan penulis terdapat perbedaan yang signifikan dengan angkringan yang ada di wilayah jawa timur. Dari jenis makanan yang dijual, angkringan di wilayah Yogyakarta/Solo menjual berbagai jenis makanan seperti sate tempura, sundukan hati ayam, gorengan, nasi bakar, dan nasi kucing. Bahkan, beberapa angkringan menjual olahan mie instan dan nasi dengan berbagai lauk seperti ayam geprek, nasi goreng, atau ayam krispi. Adapun berbagai jenis minuman hangat mulai dari jahe, teh, jeruk, kopi, hingga wedang herbal lainnya. Tak lupa juga menjual minuman dingin dari es teh hingga minuman kemasan.

Angkringan/Warkop di Surabaya (Sumber: Koleksi Pribadi)

Angkringan Surabaya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline