Lihat ke Halaman Asli

Seberkas Cahaya [Part 1]

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hidup itu tak jauh dari yang namanya masalah, beban, ujian dan sejenisnya. Karena itulah jika kita mampu melampaui kita bisa naik satu tingkat diatasnya, begitulah istilahnya. Seperti cerita ini yang mengisahkan seorang remaja sebut saja Fahri, Fahri sewaktu masih duduk disekolah tingkat dasar sampai sekolah menengah merupakan sosok pemuda yang santun, ramah, mudah bergaul dan juga friendly. Ia dikenal baik dan juga loyal denga teman-temannya. Namun saat ia berada di jenjang SMA sikap dia berubah seratus delapan puluh derajat, fahri yang dulunya terkenal baik, ramah, dan friendly itupun seolah lenyap. perubahan itu bermula saat fahri mulai mengenal lingkungan pergaulan yang tidak sehat. ia mempunyai teman namanya Ando, Ando merupakan sosok pemuda yang dilihat dari penampilannya saja sudah tidak mengenakkan, memakai kaos Hardcore, celana jeans sobek-sobek, memakai tindik di telinganya, dan memiliki tato naga di lehernya. Fahri kenal dekat dengan Ando meski Ando berpenampilan seperti itu. Pada hari minggu pagi Ando berencana mengajak Fahri untuk hangout dengannya, hari itu fahri juga libur dan tidak ada kegiatan dirumahnya. Seketika Ando sampai di rumah Fahri

“Tok…tok…tok..” (pintu diketuk),” Fahri..Fahri… “(sambil mengetuk pintu rumah memanggil nama fahri dengan agak keras)

“Iyaa… Sebentar…” (sambut fahri dari dalam rumahnya, ia segera menuju pintu, untuk membuka pintu rumahnya)

“Lho,, kamu Do.. kirain siapa? Masuk dulu Sob..” (Dengan agak kaget, fahri mempersilahkan Ando masuk)

“Haha,, iya Bro, okelah gue masuk dolo..” (sambil cengengesan Ando pun masuk rumah)

Di ruang tamu fahri memepersilahkan duduk Ando, dan bertanya apa maksud kedatangannya. Ando menjelaskan maksud kedatangannya yang akan mengajak Fahri untuk hangout dengannya. Fahri pun menyanggupi permintaan dari Ando, fahri bersiap dan kemudian berangkat dengan sepeda motor, mereka berboncengan, saat di jalan Fahri bertanya kepada Ando.

“Sob,, kita sebenarnya mau kemana sih? Aku lupa tadi mau tanya…” (Fahri penasaran, fahri tanya ke Ando)

“Nyantai aja broo… gue ngajak elu ke temen-temen gue, asikk abis kok orangnya, yah itung-itung refreshing lah bro,, masa lu mau sekolah terus, haha?”  Jawab Ando (Ando menjawab sambil menengok ke spion yang terlihat oleh Fahri)

“Okelah sob, ngikut aja deh,, haha?” Jawab Fahri sambil tertawa.

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya sampai di tempat tujuan, Fahri turun dari motor dan kemudian Ando juga turun dari motornya. Fahri semakin bertanya-tanya sebenarnya di rumah siapa. Ando menjelaskan lagi bahwa rumah itu adalah tempat tujuannya, rumah teman Ando. Kemudian mereka masuk ke dalam rumah itu yang ternyata didalamnya Ando sudah di tunggu oleh teman-temannya sejak tadi. Kemudian Ando mengajak Fahri duduk di dekatnya.

“Kita mau ngapain sob” tanya Fahri

“PSsstt… diem napa, jangan banyak nanya, tar juga tau!” (Ando menyuruh diam Fahri dengan nada agak keras)

“Iya-iya sob,, jangan marahlah kayak cewek aja,,hhee..” ejek Fahri

Sewaktu mereka duduk, tiba-tiba dari dalam keluarlah sosok tinggi putih dan laki-laki, yang ternyata itu juga teman Aldo, teman Aldo membawa sebungkus plastic yang didalamnya bungkusan kecil yang nampak ada seperti bubuk putih namanya methamphetamine orang gaul menyebutnya shabu.

Tersontak Fahri pun kaget.

“Lho..! itu kaann..narkoba kalian mau make..” tanya Fahri (sambil wajah pucat dan kaget)

“Iya brow.. ini shabu, kenapa lo baru tau ya..? haha cupu lho..” jawab teman Aldo sambil menejek Fahri

Kemudian teman Aldo megajak Aldo untuk memakai barang itu dengan cara dihendus melalui hidung, hal itu dilakukan bergantian dengan temannya itu. Aldo melihat kearah Fahri.

“Heh .. broo coba nih,, enak lho bisa Fly..ahh…” kata Aldo sambil agak sempoyongan

“A..pa…nggk,, makasi” jawab Fahri terbata-bata

“Apa..! lo gak mau gue kasih nih barang,,,! Gratis lo gak usah bayar!” kata Aldo dengan nada keras.

“Ayo!! Coba! Kalo ga gue abisin lho ntar!” kata temen Aldo

Fahri pun sangat ketakutan, keringat dingin mengucur, jantungnya berdegub kencang dan cemas, karena terpaksa dan takut di habisin sama temen Aldo akhirnya Fahri pun mencobanya. Kemudian Fahri pun ikut Fly.

Tak terasa hari mulai sore, mereka juga sudah tersadar secara penuh, kemudian Fahri mengajak pulang Aldo.

“Aldo, ayo pulang udah sore nih, ntar orang rumah nyariin”

“Okelah bro,,” Jawab Aldo

Mereka kembali kemudian sampailah di rumah Fahri lagi, kemudian Aldo juga berpamitan pulang, dan Fahri pun masuk rumah.

Semenjak kejadian itu, Fahri berubah, ia mulai sering membolos sekolah, suka menyendiri, wajahnya pucat, mudah tersinggung dan emosional, muali suka berbohong, dan juga barang-barang berharganya mulai habis dijualnya untuk membeli shabu. Kini, Fahri menjauh dari teman-teman baiknya, ia malah sering keluar dengan Aldo untuk sekedar pakai shabu ataupun juga membeli barang haram tersebut. saat ini Fahri bukan lagi sosok yang seperti dulu yang ramah mudah bergaul dan friendly lagi, tapi ia sosok yang penyendiri, takut dengan keramaian dan emosional.

-------------------------------------------to be continue----------------------------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline