Lihat ke Halaman Asli

Aliffia Fitriani

Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Airlangga

Dukung Upaya Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Layak untuk Indonesia Sejahtera

Diperbarui: 9 November 2023   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Islamedia.id

Salah satu topik SDGS yang saat ini masih sulit diwujudkan terutama di Indonesia adalah air bersih dan sanitasi layak (clean water and sanitation). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, hanya ada sembilan sungai di Indonesia yang memenuhi kualitas baku mutu dari 110 sungai yang diidentifikasi. Dengan kata lain hanya 8,2% sungai yang memenuhi baku mutu. Sungai yang memenuhi baku mutu tersebut, antara lain Sungai Batang Tebo (Jambi), Ternam (Sumatera Selatan), Megang (Sumatera Selatan), dan Baturusa (Kepulauan Bangka Belitung). Selain itu, Sungai Sei Jago (Kepulauan Riau), Kali Tengah (Jawa Timur), Tukad Daya (Bali), Tukad Balian (Bali), dan Kali Mati (Papua Barat).

Tujuh sungai lainnya termasuk dalam kategori baku mutu-tercemar ringan, sedangkan 80 sungai lainnya berstatus tercemar ringan dan sembilan sungai dengan kategori cemar ringan- cemar sedang serta lima sungai yang berstatus tercemar sedang.

Kenapa sih kita perlu mulai memperhatikan ketersediaan air bersih dan sanitasi layak? Berikut beberapa alasan pentingnya keberadaan air bersih dan sanitasi layak.

  • Air Bersih dan Sanitasi Layak: Landasan Kesejahteraan Manusia

Setiap individu berhak memiliki air bersih dan sanitasi layak untuk keberlangsungan hidupnya. Air bersih dan sanitasi yang layak akan berpengaruh pada banyak hal yaitu kesehatan, kesejahteraan hingga kemiskinan.

  • Air Bersih: Poros untuk Kesehatan dan Kehidupan

Air bersih adalah salah satu kebutuhan dasar yang vital bagi kehidupan manusia. Kita memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mencuci, serta menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan. Namun, sayangnya, jutaan orang di seluruh dunia masih kekurangan akses terhadap air bersih yang aman. Menurut United Nations, pada tahun 2017, sekitar 2,2 miliar orang di seluruh dunia hidup tanpa akses terhadap layanan air minum yang aman.

Kekurangan akses terhadap air bersih berdampak besar terhadap kesehatan. Orang yang meminum air yang terkontaminasi berisiko terkena penyakit seperti diare, kolera, dan tifus. Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap dampak buruk ini, dengan ribuan kematian anak setiap tahun akibat penyakit yang dapat dicegah dengan akses terhadap air bersih yang aman.

  • Sanitasi Layak: Mencegah Penyebaran Penyakit

Selain air bersih, sanitasi yang layak juga sangat penting. Fasilitas sanitasi yang aman dan perilaku sanitasi yang baik membantu mencegah penyebaran penyakit. Akses terhadap toilet yang aman adalah langkah krusial dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Namun, statistik menunjukkan bahwa 4,2 miliar orang, hampir 55% dari populasi di seluruh dunia, masih belum memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang aman.

Kekurangan sanitasi yang layak juga dapat berdampak ekonomi. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan sanitasi dapat menyebabkan beban biaya perawatan kesehatan yang tinggi. Hal ini merupakan masalah yang banyak terjadi pada masyarakat menengah ke bawah di negara berkembang.

  • Tantangan dan Upaya

Mengatasi masalah air bersih dan sanitasi adalah tantangan global yang kompleks. Upaya untuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi layak melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, organisasi non-pemerintah, lembaga internasional, dan masyarakat.

Salah satu upaya untuk mengatasi tantangan air bersih dan sanitasi layak adalah terus berupaya untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) melalui berbagai program. Seperti Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) telah menjadi salah satu program andalan nasional (Pemerintah dan Pemerintah Daerah) untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap fasilitas air minum dan sanitasi. Ruang lingkup Program PAMSIMAS mencakup lima komponen program:

-Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah dan desa;

-Peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi;

-Penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum;

-Hibah Insentif bagi kabupaten dan desa yang dapat mencapai target akses air minum dan sanitasi secara berkelanjutan;

-Dukungan teknis dan manajemen pelaksanaan program.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat adalah sebagai berikut:

-Menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah di sungai atau saluran air.

-Menanam pohon untuk kelestarian siklus air.

-Membuat resapan air biopori.

-Menggunakan air secukupnya, tidak berlebihan.

-Berupaya menjaga alam dari limbah pabrik.

Air bersih dan sanitasi layak merupakan unsur yang penting dalam kehidupan. Mari kita wujudkan dengan langkah kecil dimulai diri sendiri.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline