Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Alif Bachtiar Dewanto

Universitas Mercu Buana - 43121010288 (Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak)

Aplikasih Menurut Logika Ideologi Etika Bisnis

Diperbarui: 4 April 2022   05:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Utilitarianisme atau bias di sebut sebagai aplikasi logika ideologi etika bisnis yang berhubungan dengan kegunaan serta berfungsi akan suatu hal terhadap banyak orang lain. Karena bisa dikatakan teori utilitarianisme ini lebih mementingkan sesutu yang bermanfaat dan menilai yang lebih berguna. Sering sekali teori  ini dimunculkan oleh para ahli tentang mengenai utilitarianisme dalam logika ideologi bisnis. Dari dua teori diantara utilitarianismenya yaitu, Aplikasi menurut logika ideologi etika bisnis oleh John Stuart Mill dan Jeremy Bentham (1748--1832).

John Stuart Mill adalah seorang ahli filsafat Inggris yang lahir pada 20 Mei 1806 di Pentonville, London, Inggris. Dalam logikanya dengan teori utilitarianisme, pernah mengatakan bahwa setiap hubungan ada timbal balik atau saling menguntungkan bagi sesama manusia, baik pribadi maupun pada masyarakat luas diatas dasar prinsip utiitarianisme menurutnya. 

Beliau juga mengatakan didalam buku nya yang berjudul "Utilitarianism"  membuktikan adanya keyakinan yang diterima oleh landasan moral utilitas atau prinsip kebahagiaan terbesar yang menyatakan setiap sebuah tindakan akan dinilai benar jika orang yang melakukannya cenderung. 

Kesenangan dan kebebasan dari rasa sakit adalah salah satu-satunya tujuan dan setiap semua hal yang diinginkan akan ditunjukkan untuk kesenangan dirinya dan sekedar sarana penghibur, lalu apa sebenarnya digunakan untuk mempromosikan kesenangan dan mencegah rasa sakit itu? Dan akhirnya mereka semua mendapatkan apa yang diambil dalam kesimpulan bahwa tindakan yang baik merupakan sifat yang dapat menghasilkan manfaat dan keberuntungan orang lain bagi.

Lalu selain John Stuart Mill, juga ada yang sama dalam berlogika dengan ideologi etika bisnis ialah Jeremy Bentham. Beliau merupakan filsuf pendiri utilitarianisme dan menggunakan pemikiran Aplikasi logika ideologi etika bisnis juga, selain itu dia juga di kenal dengan tokoh reformasi, dan ahli hukum. 

Jeremy Bentham berasal dari Inggris dan lahir pada 15 Februari tahun 1748 di London. Menurut Jeremy Bentham Konsekuensi yang baik adalah konsekuensi yang memberikan kenikmatan kepada seseorang. Dari pihak lain, konsekuensi yang buruk adalah konsekuensi yang memberikan penderitaan kepada seseorang.

Jeremy Bentham mengatakan bahwa kebahagiaan, kenikmatan dan kehidupan yang bebas terhindar dari kesengsaraan. Bisa diartinya seperti kenyamanan semua jenis kebahagiaan. Berbeda dengan John Stuart Mill membedakan berbagai kualitas dari kebahagiaan secara terpisah. Beliau menempatkan kenikmatan (pleasure) intelektual dan moral lebih superior daripada kenikmatan fisik.

 John Stuart Mill mengatakan sebelumnya bahwa dalam kaitannya dengan utilitarianisme, beliau membedakan berbagai kualitas kebahagiaan secara terpisah, serta lebih menempatkan pada kenikmatan intelektual dan moral daripada kenikmatan fisik. Dari beberapa beberapa contoh aplikasi ideologi dari teori utilitarianisme dalam kaitannya dengan etika bisnis, salah satunya yaitu perpustakaan keliling.

Sesuai dengan namanya, perpustakaan keliling bias diartikan sebagai perpustakaan yang dimana bahan bacaannya dibawa keliling dari satu tempat ketempat yang lain dan mengunakan kendaraan transportasi mobil atau sejenisnya. Tujuan dari adanya perpustakaan keliling yaitu agar masyarakat dapat dengan mudah membaca serta menambah wawasan yang sangat luas. 

Perpustakaan keliling juga dapat dikatakan sebagai salah satu contoh aplikasi utilitarianisme dalam etika bisnis, karena dengan membaca sekaligus menambah ilmu kenikmatan intelektual, kenikmatan dari para masyarakat yang merasa terbantu dengan adanya perpustakaan keliling itu, dari pihak perpustakaan keliling serta para donatur buku, mereka melihat masyarakat membaca bahan bacaan yang mereka sediakan merasa sangat senang. 

Dengan prinsip demikian terciptalah hubungan yang bias dinamakan utilitarianisme dalam etika bisnis, kedua argument sama sama beruntung dan juga mendapat kebahagiaan masing-masing didalamnya dan nilai guna atas suatu hal yang dilakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline