Lihat ke Halaman Asli

Alifa Zakiya

Mahasiswa UIN Jakarta

Keberhasilan Graffito dalam Menyampaikan Pesan Tersirat sebagai Pementasan Kedua di Pestarama#9

Diperbarui: 21 Juni 2024   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Tim Dokumentasi Pestarama#9

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hari ini kembali menggelar pementasan "Graffito" sebagai pementasan kedua dari Pestarama#9. Pementasan kedua ini dilangsungkan pada Rabu, 29 Mei 2024 dan bertempat di Teater Bulungan, Jakarta Selatan.

Naskah "Graffito" merupakan naskah yang dibuat oleh Akhudiat. Akhudiat adalah seorang seniman teater yang berperan penting dalam perkembangan seni di Indonesia. Naskah "Graffito" menceritakan tentang kisah cinta antara Limbo dan Ayesha yang ingin menikah, namun terhalang perbedaan agama. Keduanya berusaha mencari cara agar pernikahan mereka bisa diterima tanpa harus berpindah dari agama yang mereka yakini.

Pementasan ini dihadiri oleh kurang lebih 300 penonton dan dimulai dengan registrasi yang dibuka pada pukul 17.00 dan ditutup pada pukul 21.00. Penonton diizinkan memasuki teater pada pukul 19.15, 15 menit setelah gong pertama dibunyikan. Gong kedua dibunyikan pada pukul 19.30 sebagai penanda akan dimulainya pementasan beberapa menit lagi dan penonton diharapkan sudah memasuki teater. Tepat pada pukul 20.00 pementasan dibuka oleh pembawa acara.

Pementasan "Graffito" dipandu oleh Elsa Nabila, siswa semester empat, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Drama ini dipentaskan dengan sangat luar biasa. Mengangkat isu yang lumayan berat, tak membuat penampilan terasa membosankan. Para pemain berhasil memerankan dan menghibur para penonton, karena akting yang memukau. Hal ini terbukti dengan respon para penonton yang tertawa melihat kekonyolan dan candaan-candaan yang muncul saat pementasan.

Sumber: Tim Dokumentasi Pestarama#9 

 Pementasan "Graffito" yang dianggap 'lucu' tetap berhasil menyampaikan pesan moral yang ada di dalam dramanya. "Dapat memberikan banyak ilmu dan wawasan. Cinta beda agama ini menarik ya jika dipentaskan. Pesannya dapat direnungkan, pernikahan beda agama itu banyak hal yang bertolak belakang dengan agama dan sebaiknya tidak dilakukan." Ujar Nina, mahasiswa semester delapan, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Meskipun pementasan ini menyampaikan pesan tersebut secara tersirat dan disembunyikan dengan kekonyolan-kekonyolan para karakternya, tapi penonton tetap bisa melihat arah dan tujuan dari "Graffito".

Pementasan "Graffito" berhasil menyampaikan pesan moral yang ada di dalamnya dan mengingatkan pada kita tentang kenyataan bahwa menikah beda agama adalah suatu hal yang salah dalam agama dan tidak ada pembenaran di dalamnya. Penting bagi kita untuk tetap mengikuti apa yang sudah diperintahkan oleh Tuhan tanpa melanggarnya. Tidak ada toleransi dalam melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline