Manusia sebagai pelaku konsumsi akan menghasilkan limbah sebagai hasil dari kegiatan kehidupan sehari-harinya. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya, maka jumlah limbah yang dihasilkan juga akan mengalami peningkatan.
Jika limbah diolah dengan tidak baik maka akan menyebabkan bau tak sedap dan menyebabkan berbagai penyakit kepada masyarakat.
Pada hari Jumat tanggal 15 Juli 2022, kelurahan anapani kulon kedatangan tamu dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), beliau menjelaskan bahwa pada awal bulan Januari tahun 2022 Bandung hampir menjadi lautan sampah kembali jika tidak ada bantuan dari gubernur, dan pada tahun 2023 nanti pemkot Bandung tidak akan membantu pembuangan sampah masyarakat lagi.
Maka dari itu kita harus mulai berperilaku mandiri terhadap pemilihan limbah rumah tangga mulai dari sekarang Pemilahan limbah rumah tangga ini dilandasi dari motto dari kang pisman yaitu kurangi, pisahkan, manfaatkan.
Sebagai masyarakat, kita bisa menjadi mandiri dengan langkah kecil saja seperti menyimpan beberapa tempat sampah di dapur untuk memilahnya sendiri.
Sampah juga bisa diajukan ke bank sampah, jika hal ini diteruskan maka kita bisa mengajukan sampah tersebut menjadi tabungan regular, tabungan sekolah yaitu enam bulan sekali, maupun tabungan sodaqah yaitu tabungan yang diberikan ke tukang sampahnya kembali.
Beberapa wilayah sudah menerapkan pemilihan terjadwal, seperti pada hari senin adalah jadwal pengangkutan sampah anorganik, hari selasa sampah organik, dan hari rabu sampah residu B3 yaitu sampah yang tidak bisa diolah masyarakat seperti bekas obat-obatan, pembalut wanita, dan popok bayi.
DLHK mengatakan bahwa dalam seminggu setiap rumah dapat menghasilkan 5 kilogram sampah anorganik dan jika dipilah hal tersebut akan membuahkan hasil besar.