Lihat ke Halaman Asli

Cerita Metromini #1

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ya, ketemu lagi di Kompasiana. Kali ini saya mau curcol tentang pengalaman-pengalaman saya sewaktu naik Metromini. Semenjak saya hamil memang ke tempat kerja sudah tidak naik motor lagi (cuti dulu jadi biker). Sebagai gantinya saya naik metromini jurusan Pondok Gede- Pulogadung. Metromini ini cukup 'ramah' trayeknya, lurus terus dari ujung Pulogadung sampai ujung Pondok Gede yang jika ditempuh dengan angkot bisa ganti minimal 3 kali. Tentu saja juga adalah pilihan yang paling hemat (tetep yah, emak2).

Itu tadi nilai plus nya, minusnya juga ada. Kadang kebagian sopir yang kasar nyetirnya, sambil ngerokok pula, atau bahkan penumpang sendiri pun juga ada yang merokok. Kalau mau silahkan ditegur tapi kalau mau 'berdamai' ya jangan lupa pakai masker dan pasang gerak gerik yang menandakan kita terganggu dengan asap rokok tersebut (baca: dengan kipas-kipas, batuk-batuk, cemberut, de el el).

Berhubung intensitas saya naik metromini cukup tinggi (hampir tiap hari), ada saja cerita atau pengalaman yang saya dapat. Salah satunya ketika saya naik hampir semua kursi sudah terisi penuh, hanya ada kosong di sebelah seorang pemuda yang bajunya bergaya metal dengan kaos kucel dan jins sobek-sobek. Saya dengan terpaksa duduk di sebelahnya tapi juga menjaga jarak, khawatir kalau dia (maaf) baru mengkonsumsi miras atau juga belum mandi, hehe.

Seiring bus melaju, penumpang pun semakin banyak. Sampai si mas di sebelah saya tadi berdiri dan meminta jalan, saya pikir dia sudah mau turun. Ternyata saya salah, mas itu memberikan tempat duduknya kepada penumpang wanita yang baru naik dan tidak kebagian tempat duduk.

Langsung jleb! rasanya, saya sudah suudzon, ternyata walaupun penampilan Sepultura tapi hati Frank Sinatra :). Hatinya lebih baik daripada bapak-bapak yang berbaju rapi yang tidak mau memberikan tempat duduknya kepada penumpang yang lebih membutuhkan.

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline