Lihat ke Halaman Asli

Alief Ram

Pelajar

Cerita Pegiat Alam, Sosial Kemasyarakatan dan Olahraga Kepecintaalaman

Diperbarui: 3 November 2024   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Tidak meninggalkan apapun kecuali jejak, tidak mengambil apapun kecuali gambar, tidak membunuh apapun kecuali waktu" 

Itulah 'motto' pecinta alam yang sering kita dengar pada umumnya.

Hakikat yang melekat pada seorang pegiat alam tidak terlepas dari kegiatan sosial kemasyarakatan dan olahraga kepecintaalaman. Mengingatkan kepada kita semua bahwa sebaik-baik manusia ialah yang hidupnya bermanfaat untuk orang lain.

Pertama, Pegiat Alam : Sosial Kemasyarakatan 

Ketika mendengar istilah pegiat alam, pecinta alam, ataupun sejenisnya pikiran kita pasti langsung tertuju kepada sosok penggendong tas besar di punggung, berjalan seakan fisiknya kuat, penuh perlengkapan dan logistik,  menjelajah hutan belantara, pegunungan dengan kabut tebal, menyusuri sungai-sungai. Sebagian orang melihat dan belum paham sebenarnya apa tujuan mereka berjalan di muka bumi ini. 

Sebagai seorang pecinta alam sejati pasti paham kenapa mereka (orang lain) berpikiran demikian. Sebenarnya, pegiat alam memiliki arti yang lebih luas lagi. Hakikat seorang pegiat alam tidak pernah lepas dari sosial kemasyarakatan. Mereka diajarkan diajarkan tentang persaudaraan yang nantinya nilai-nilai tersebut akan diterapkan di kehidupan bermasyarakat.

Alam bukan semata-mata tentang hutan dan hutan, karena sesuatu yang ada di sekitar kita adalah lingkungan, dan lingkungan adalah bagian dari alam. 

Bagaimana kita akan beranjak lebih jauh, menjelajah ke banyak tempat, dan bertemu banyak orang jika kita boleh jadi tidak pernah mengenal orang di sekitar kita? Keluarga kita?, dan mungkin lebih parah lagi kita belum mengenal diri sendiri?. 

Itulah hakikat pegiat alam, sosial kemasyarakatan. Dengan menjadi seorang pegiat alam, kita dapat mengupgrade diri dengan membentuk fisik dan mental supaya kita memiliki dorongan kuat untuk berbaur dalam masyarakat, memberikan manfaat dan kebaikan untuk sesama, itu akan terasa indah sekali. 

Relawan kebencanaan, relawan kepedulian, kepecintaalaman, porter, dan sebagainya adalah wadah untuk lebih mudah untuk kita memberikan manfaat kepada orang lain. Dan tentunya mulailah dari diri sendiri, tempa fisik dan mentalmu bersama alam, jelajahi banyak tempat, perkaya pengalamanmu, kasihi saudaramu, ciptakan itu semua dan jadikan bekal bergizi untukmu kelak ketika terjun ke dalam sosial kemasyarakatan.


Kedua, Pegiat Alam : Olahraga Kepecintaalaman 

Pernahkah kalian melihat gunung dengan hutan tropis yang lebat, tebing yang penuh dengan bebatuan, goa yang gelap dan lembab, sungai-sungai dengan arus deras dan tikungan tajam? 

Sebagian orang pada umumnya melihatnya sambil bergidik ngeri, sebagian lagi melihatnya dengan mata penuh keberanian. Mata keberanian itulah yang tiada lain adalah mata seorang pegiat alam sejati. Mereka memandangnya dengan potensi prestasi!.

Olahraga kepecintaalaman bisa mencakup Mountaineering, Jelajah Alam (Hiking), Rock Climbing, Caving, Arum Jeram, dan masih banyak lagi. Semuanya bisa dijadikan ajang untuk kejuaraan. Semua olahraga alam harus memerlukan kondisi fisik dan mental yang kuat. Alam tidak pernah memandang dari mana kamu berasal, siapa margamu, kapan kamu dilahirkan. Tetapi alam menguji kekuatan fisik dan mentalmu! Dia yang kuat, dia yang berhasil dan menang.

Seorang pegiat alam, pastinya di didik  mempersiapkan diri untuk terjun ke olahraga kepecintaalaman. Hal ini dapat mendorong minat menjadi seorang atlet yang nantinya menjadikan prestasi membanggakan!.

Tunggu apa lagi? Sebagai seorang pegiat alam sejati gabung olahraga itu dan ayo bersaing!!.


Penutup,

Untuk saudaraku sesama pegiat alam, lantangkan suaramu dalam forum kemasyarakatan, jadilah yang terdepan dalam olahraga kepecintaalaman. Bekerja keraslah.

Ada sebuah pepatah mengatakan, jika kamu tidak berjalan hari ini, maka kamu akan berlari besok. Dan jika jalanmu berlika-liku, percayalah itu lebih baik. Karena disetiap kesulitan pasti akan datang kemudahan. 

Bersiaplah untuk orang yang tidak pernah merasakan kesulitan dalam hidupnya, karena boleh jadi, tsunami (masalah) besar akan datang kapanpun itu. 

Terkadang rasa sakit dari perjuangan ini lebih baik dari pada hidup dalam kenyamanan yang datangnya tidak diridhai.

Terimakasih, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline