Lihat ke Halaman Asli

Panigoro Lepas Tangan, Bagaimana Nasib Konsorsium?

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

^Salam manusia bumi^

SETELAH  lama menyepi dan sibuk berusaha memperbaiki pesawat yang rusak, aku akhirnya tergerak untuk menulis (kembali) soal PSSI. Ide untuk menulis muncul setelah tanpa sengaja aku membaca berita di JPPN berjudul Arifin Panigoro Lepas Tangan. Secara umum, berita itu menginformasikan bahwa Panigoro tidak mau lagi mengurusi atau berurusan dengan PSSI.

Sejauh yang aku tau, Panigoro adalah figur sentral bergulirnya IPL, yang saat itu dianggap ilegal oleh PSSI. Setelah pergantian rezim, IPL berubah menjadi liga legal. Panigoro juga termasuk anggota konsorsium, yang mengongkosi operasional klub-klub peserta IPL musim lalu.

Konsorsium, merupakan metode pembiayaan olahraga yang tergolong baru di Indonesia. Dengan adanya konsorsium, klub tak perlu memikirkan biaya operasional. Semua pembiayaan ditanggung konsorsium.

Namun metode ini rupanya belum begitu cocok untuk Indonesia. Menjelang berakhirnya kompetisi banyak terdengar kabar soal keluhan pemain sepakbola yang gajinya belum dibayar. Atau keluhan klub bahwa dana belum dicairkan konsorsium. Kisruh seputar keterlambatan pembayaran ternyata belum juga usai. Yang terbaru, seperti diungkap Bolanet, terjadi di PSM. Sejumlah elemen PSM mengancam akan melaporkan konsorsium ke polisi. Konsorsium dianggap lalai membayar gaji pemain selang empat bulan terakhir. Yang belum mendapat gaji bukan hanya pemain. Namun juga pelatih, asisten, ofisial, dan staf.

Setelah Panigoro lepas tangan dan tak mau mencampuri urusan PSSI (termasuk tak mau lagi mengurusi konsorsium), lalu bagaimana nasib konsorsium di musim mendatang? Apakah metode konsorsium ini masih akan diberlakukan? Jika tidak, bagaimana klub IPL nantinya mengatur operasional klub?

Skenario konsorsium Ada beberapa skenario terkait konsorsium yang mungkin terjadi di musim mendatang.

Skenario pertama, konsorsium bertahan dan tetap membiayai klub. Karena konsorsium merupakan pemilik  setelah membeli saham klub, maka kerugian finansial di musim lalu mungkin dianggap sebagai bagian dari investasi. Bahwa untuk jangka panjang, klub IPL bisa mendatangkan pemasukan. Jika skenario ini terjadi, maka tak ada masalah bagi klub.

Namun dengan mundurnya Panigoro, peluang terjadinya skenario ini aku pikir sangat tipis. Mungkin 70-30.

Skenaro kedua, konsorsium menjual saham klub. Jika tak mampu (atau tak bersedia) mengurus klub, konsorsium bisa menjual saham klub ke pihak lain. Pilihan ini sempat menjadi wacana di Persema, yang kabarnya akan dijual ke investor asing.

Namun aku pikir, kecil kemungkinan skenario ini terjadi. Atau kalau toh terjadi, mungkin hanya pada 1-2 klub.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline