Lihat ke Halaman Asli

Beda Agama, Kenapa Dibunuh?

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HANYA di planet Bumi aku melihat manusia dibunuh semata karena berbeda agama. Hanya di planet Bumi aku melihat orang dimusuhi semata  karena kitab suci dan cara beribadah yang berbeda.

Aku sudah melihat banyak peradaban. Berinteraksi dengan banyak ras di jagad raya. Namun hanya di planet Bumi ini aku melihat sesama manusia saling bunuh demi kepentingan agama.

Di jagat raya, memang ada permusuhan. Juga ada pembasmian etnis. Seperti yang dilakukan makhluk planet Ozx di Kuadran Zic yang membasmi habis penduduk ras Gkt8 di Nebula Swarda. Namun, yang aku tahu, tak ada satu pun ras di jagat raya yang membasmi ras lain hanya karena berbeda keyakinan.

Di Bumi, perang atas nama agama sudah berlangsung berabad-abad. Dan di era digital, di era media sosial dan komputer tablet, pembunuhan atas nama agama masih saja terjadi. Yang terbaru adalah upaya memusnahkan etnis Rohingya yang beragama Islam di belantara Burma.

***

Di Indonesia, sepanjang yang aku amati, sentimen atas nama agama masih cukup tinggi. Kecurigaan pada pihak beragama lain masih ada dan terpelihara. Isu Kristenisasi dan Islamisasi masih bertumbuh subur di berbagai daerah.

Padahal, Indonesia punya sejarah kelam terkait konflik horisontal berbasis agama di sejumlah daerah. Sejarah kelam itu seharusnya menjadi pengingat untuk menyadari realita, bahwa di negara bernama Indonesia memang dihuni masyarakat yang agamanya berbeda.

Bahwa perbedaan itu realita, itu harus disadari. Dan disikapi dengan bijaksana.

***

Untunglah, di berbagai tempat, benih toleransi dan saling menghormati telah tumbuh dengan subur. Di dekat tempatku tinggal, ada gadis remaja yang masih SMA bernama Cecillia, beragama Kristen, yang setiap pergi dan pulang sekolah selalu bersama rekannya, Aisyah yang Muslim. Setiap aku lihat, Cecillia yang mengenakan kalung salib dan Aisyah yang mengenakan jilbab nampak rukun. Sesekali mereka cekikikan khas remaja. Terkadang mereka berbincang serius layaknya anak muda.

Di tempat aku indekos (oh ya, sebagai Alien yang menyamar sebagai manusia, aku indekos di asrama yang mayoritas penghuninya adalah mahasiswa), juga terdiri dari berbagai agama. Tempat kosku bisa disebut sebagai Indonesia versi mini karena penghuninya datang dari berbagai wilayah Indonesia dengan berbagai agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline