.
.
Gelombang datang bergulung-gulung, ada dunia dikepalaku.
Namun seseorang mencegahnya untuk aku kuasai.
Aku merasa kesal malam ini, lalu aku melempar barang-barang kesegala arah, agar amarahku berlarian, agar energi negatifku punah binasa.
Aku tak pernah pamrih! jeritku seolah hilang ingatan bahwa aku siapa.
Aku terus meraung-raung, berteriak-teriak tentang keadilan yang tak memihakku.
Aku menjadi sangat buas..
Terlepaslah kontrol.. Kemanusiaan lenyap dari diriku.
Setiap molekulnya saling mempengaruhi, menyerang, hingga pertahananku patah.
Terlerailah aku dalam derai. Aku tak hendak memecahkannya
Ingin kuceraikan cermin yang memantulkan wajahku. Aku membenci sangat.
Aku tumpahkan semua rasa yang ada, rasa yang berkecamuk dalam dada.
Kuharap puncak Himalaya mengembunkan harapanku kelak.
Memaafkan angin yang bertiup terlalu kencang. Dayaku melemah..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H