Kamu tahu sandwich, kan? Ya! Roti lapis yang umumnya berisi sayuran seperti selada, tomat, mayonaise, keju, telur, dan daging. Membayangkan kondimen-kondimen di dalamnya, cukup membuat perut keroncongan.
Ngomong-ngomong tentang sandwich, apa kamu pernah mendengar istilah sandwich generation? Apa seenak sandwich yang biasanya kamu tahu dan makan? Belum tentu.
Oke, mari kita bahas!
Secara umum, sandwich generation merupakan generasi yang menanggung beban dari tiga generasi yaitu diri sendiri, orang yang lebih tua, dan orang yang lebih muda. Diibaratkan seperti sandwich, generasi ini menanggung beban yang lebih besar termasuk finansial. Sandwich generation tidak hanya dialami usia 30-40 tahun, banyak anak muda yang memasuki usia 20 tahun mengalami situasi sebagai generasi geprek.
Prita Ghozie, sebagai CEO ZAP Finance dan certified financial planner, membagikan pengalaman dan tipsnya melalui Youtube podcast Maudy Ayunda dalam mengatur urusan keuangan. Melalui podcast tersebut, beliau bersama suami pernah merasakan open faced sandwich generation sebagai orang tua yang memiliki anak dan harus mengatur urusan keuangan dalam keluarga. Ibu Prita tidak memungkiri sulitnya mengatur keuangan walaupun pengalaman dan pekerjaannya sebagai financial consultant. Namun demikian, beliau bersedia berbagi tipsnya ketika mengalami sandwich generation dan mampu keluar dari situasi tersebut.
Kamu yang sedang mengalami dan sulit keluar dari posisi sandwich generation bisa belajar mengatur keuangan pelan-pelan. Hal ini bertujuan supaya kamu bisa mengetahui mana 'biaya hidup' atau 'gaya hidup'. Beberapa tips sudah aku rangkum berdasarkan podcast supaya kamu bisa belajar dan mempraktekannya.
Catat Pengeluaran
Mencatat pengeluaran akan membantu tracking keuangan yang sudah kamu gunakan. Melalui metode ini, kamu bisa tahu pengelolaan keuangan termasuk baik atau perlu dibenahi. Ibu Prita menegaskan, "Sebenarnya, fungsi dari pencatatan itu untuk mengetahui gap dan berapa rupiah. Dari situ kita jadi ngerti harus hemat atau perlu menambah pemasukan". Pencatatan pengeluaran bisa dilakukan secara manual dengan mengumpulkan nota-nota pembelian lalu tulis di buku khusus pengeluaran. Kalau kamu merasa, "Duh, ribet!", nah, kamu bisa catat pengeluaranmu lewat aplikasi pencatatan keuangan. Poin penting dari kedua opsi ini, kamu harus konsisten melakukan pencatatan supaya lebih mudah mengetahui pengeluaranmu.
Pembagian keuangan
Ibu Prita menyampaikan tips untuk kamu yang menanggung biaya finansial dari atas dan bawah supaya dapat memperbaiki sistem keuangan. Pertama, living, menggunakan 50% dari penghasilanmu untuk kebutuhan sehari-hari. Ibu Prita mengatakan bahwa beberapa orang mengeluhkan hal ini karena belum menerapkan budgeting dengan benar. Kamu harus membiasakan diri belajar mengatur dan membagi sistem keuanganmu sehingga lebih terorganisir.
Kedua, playing sebesar 20% merupakan pengeluaran untuk sesuatu yang kamu sukai. Pengeluaran 50% living dan 20% playing dijumlahkan 70%, sehingga kamu harus 'memaksakan' 30% sisa penghasilanmu untuk saving. "Kalau kamu sudah berpenghasilan, simpan 30% untuk ditabung". Cara ini akan memudahkan kamu memiliki tabungan dana darurat yang suatu hari bisa digunakan dalam situasi terdesak.