Cincin di jari jemari seseorang biasanya identik dengan status dan identitas pemakainya. Cincin emas yang diletakkan di jari manis tangan kanan nona jelita menandakan dia telah dipinang oleh jejaka idaman hatinya. Sementara kalo di tangan kiri berarti status nona jelita sudah menjadi istri lelaki rupawan.
Lain lagi dengan cincin batu akik, pemakainya identik dengan orang-orang yang ingin dipandang lebih berwibawa. Bahkan tak jarang dihubungkan dengan hal-hal yang berbau mistis. Ada yang bilang dengan memakai cincin batu akik bermotif tertentu bisa mendatangkan kekuatan dan keberuntungan. Aneh-aneh saja…
Apapun jenis cincinnya, yang pasti cincin menjadi kebanggaan pemakainya. Karena dengan cincin itu seseorang bisa menunjukkan statusnya dan memamerkan identitasnya.
Namun bagaimana jika cincin itu adalah cincin api? Siapa gerangan yang berkenan memakainya…
Karena mafhum diketahui bahwa api itu berbahaya. Iya jika kecil bisa mendatangkan manfaat, lha kalo apinya besar? Bisa ludes satu apartemen bahkan bisa hangus hutan rimba belantara. Sungguh berani dan berhati mulia gerangan yang berkenan memakai cincin api di jari jemarinya.
Ternyata Ibu pertiwi tanpa protes dan keluh kesah berkenan memakai cincin api di jemarinya. Mungkin sejatinya beliau merasakan hangat dan panas di jemarinya. Atau mungkin sekali-kali nyeri jika salah satu cincin meningkat kadar panasnya. Tapi Ibu Pertiwi tak pernah protes, beliau menerimanya dengan lapang dada.
Sebagaimana seorang ibu pada umumnya, ibu pertiwi menampakkan ketegaran dan pengorbanannya. Kasih ibu sepanjang masa… Begitu bunyi sepenggal nyanyian yang pernah kudengar di TK.
Selama putra-putrinya mendapatkan kebahagiaan dan keuntungan dari cincin api itu, aku yakin Ibu pertiwi tak kan mengeluh. Dalam diamnya beliau menyimpan asa yang begitu besar. Berharap di suatu hari kelak, putra putri nya menyadari bahwa cincin api ini bukanlah kutukan dewa. Bukan pula takdir yang harus disesali…
Justru sebaliknya cincin api ini adalah ketentuan Maha Bijaksana dari Sang Kuasa. Hanya dengan mau menerima dan menghargai keberadaan cincin api di jemari ibunya, maka putra-putri sang Ibu akan bisa merasakan hikmah di balik semua itu. Dan tentu keingintahuan lebih dalam tentang bagaimana rupa dan tingkah cincin api akan membuat hikmah itu semakin mudah dipahami.
Naluri Ibu terhadap nasib putra-putrinya jarang salah, dan setiap Ibu pasti berharap yang terbaik buat putra-putri tercintanya…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H