Film yang dirilis tahun 2017 ini melihat bagaimana representasi gender dan feminisme yang cukup kuat. Film ini disutradarai oleh Patty Jenkins dengan naskah yang ditulis Allan Heinberg bersama Geoff Johns.
Yuk! kita lihat kisah singkat film Wonder Woman
Film ini menceritakan tentang seorang wanita bernama Diana sebagai tokoh utama yang berjuang menumpas kejahatan yang ada di Themyscira. Diana bersama dengan Steve memutuskan untuk pergi ke wilayah perang yang tentu akan banyak mendapati kendala. Diana, Steve dan teman-temannya mampu menaklukan lawan0-lawannya.
Diana hanya memiliki satu tujuan yaitu membunuh Dewa Ares (Dewa Perang) agar tidak ada peperangan lagi dan manusia bisa hidup denga aman, nyaman dan damai. Namun sayangnya ketika sudah mencapai tujuannya, ternyata perang disana masih terus berlanjut pada akhirnya Diana sadar bahwa ada kekuatan luarbiasa yang masih bersembunyi.
Asal mula ide tokoh Diana dalam film Wonder Woman
Dilansir dari CNNIndonesia.com, Millie Bobby Brown selaku pemeran Enola Holmes mengatakan bahwa Ia merasa bosan dengan film yang menunjukan bahwa laki-laki selalu menyelamatkan perempuan.
Dilansir dari kumparan.com, tokoh Diana dalam film Wonder Woman ini diciptakan oleh seorang psikolog William Moulton Marston yang terobsesi feminisme. Menurut William dan para feminis, tokoh Diana lahir karena ada belenggu egoisme kekuatan kaum pria. Maka dari itu emansipasi harus lebih disuarakan melalui jalur-jalur yang pop, salah satunya adalah menggunakan komik sebagai perlawanan terhadap propaganda patriarki.
Isu Gender dan Feminisme dalam sebuah film
Seorang kritikus feminis dan sejarawan menemukan dalam karya sastra bahwa perempuan seringkali diidentikan dengan stigma negatif atau kadang terlalu positif. Seorang perempuan dalam film kerap kali dijadikan sebagai ancaman bagi kaum laki-laki. Dan perempuan juga digambarkan sebagai sosok yang tugasnya hanya melayani laki-laki (Ryan, 2012).