Lihat ke Halaman Asli

Update Status-pun Perlu Paham Melek Media

Diperbarui: 7 Oktober 2015   18:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Facebook, LINE, BBM, WhatsApp, Wechat, Kakao Talk, Skype, Twitter, Instagram, Path, Youtube, 17. Berapa jenis social media yang kita punya?  Tak sedikit dari kita, khususnya remaja Indonesia memiliki lebih dari satu social media, bahkan lebih dari lima. Berdasarkan Kompas.com ada lebih dari 30juta pengguna internet di Indonesia yang terdiri dari anak-anak dan remaja.  Ada tiga motif dalam penggunaan internet yakni, mencari informasi, terhubung dengan teman, dan hiburan. Dalam dua motif terakhir tersebut lebih cenderung dalam penggunaan social media.

Apa yang terpenting dalam penggunaan social media tersebut? Tentu memiliki teman sebanyak-banyaknya dan selalu update di social media tersebut. Karena menjadi eksis sudah menjadi kebutuhan pokok remaja, update status dan foto menjadi kewajiban. Sayangnya, remaja menganggap bahwa semua hal yang terjadi pada dirinya merasa perlu untuk orang lain tau. Saat kita membuka recent update dalam social media sebagian besar berisi mengenai curahan hati dan segala informasi mengenai dirinya.

Selama kurang lebih satu decade, new media berhasil menguasai produk komunikasi kita. Media baru atau new media merupakan sebuah istilah baru yang ditujukan pada kemunculan digital dan jaringan teknologi informasi dan komunikasi.  New Media ( Terry Flew : 2002 ) merupakan suatu bentuk dari media yang menggabungkan data, teks, suara,dan gambar tentang berbagai hal yang tersusun dalam format digital. Format digital tersebut yang kemudian disebarluasakan melalui internet. Karakternya yang berbentuk digital memudahkan kita dalam bertukar informasi dan berkomunikasi.

Banyak orang yang sudah memahami apa itu new media, namun sedikit dari mereka yang mengenal new media literacy. New media literacy atau istilah dalam bahasa Indonesia adalah melek media merupakan cara pandang seseorang dalam mengakses media dengan tujuan untuk menyampaikan pesan yang baik (James Potter:2005). Dengan memahami melek media, kita dapat lebih kritis dalam mengkonsumsi dan menyaring media serta informasi sesuai kebutuhan. Melek media mengajarkan kita untuk dapat mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan pesan.

Kritis dalam hal ini adalah kritis terhadap batasan ruang public dan ruang privat. Ruana public menurut Jurgen Habermas adalah media untuk menyampaikan pesan. Ruang public diartikan sebagai komunitas imajiner, yang tidak selalu berada dalam suatu ruang, yang terdiri dari beberapa pribadi dalam suatu wadah menyampaikan dan bertukar pendapat. Ruang privat sendiri merupakan ruang dimana individu bebas melakukan kegiatan apapun sesuai kehendaknya.

Terdengar sedikit rancu dalam memahami batasan dimana ruang public dan ruang privat berada. Namun, sebagai konsumen social media, besar harapan untuk kita  dapat mengetahui sejauh mana hal-hal yang perlu kita akses atau upload dalam social media yang merupakan bagian dari ruang public itu sendiri.

Sumber foto: roughpolish.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline