Pengindraan jauh merupakan seni yang dapat memperoleh informasi mengenai suatu obyek, area, atau fenomena melalui analisis yang diperoleh dengan alat tanpa suatu kontak langsung. Sistem informasi geografi merupakan suatu sistem pada umumnya berbasis komputer yang dapat digunakan untuk menyimpan mengelola, menganalisis, dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pengendraan Jauh dan pemetaan.
Pada awalnya, pengindraan jauh dikembangkan melalui teknik interpretas foto udara, yakni di tahun 1919 baru dimulai pemotretan melalui pesawat terbang dan interpretas foto udara. Di Indonesia, penggunaan teknologi pengindraan jauh melalui polo udara dilakukan pada tahun 1970-an. Satelit yang diluncurkan pertama kali yaitu Satelit Landsat-1 pada tahun 1972. Kemudian 10 tahun kemudian Amerika Serikat kembali meluncurkan satelit generasi selanjutnya melalui peluncuran salelit landsat- 4. Disusul oleh beberapa negara lain yang mengembangkan Satelit pengindraan jauh yakni Prancis, Jepang, Rusia, PRC, Kanada, dan India.
Dalam sistem penginderaan jauh dikenal setidaknya empat resolusi yaitu :
1. Resolusi spasial
Resolusi spasial merupakan salah satu resolusi yang sering disebut dan memiliki peran penting di dalam penyajian data perekaman penginderaan jauh semakin tinggi resolusi spasial yakni ukuran terkecil suatu objek yang masih dapat dideteksi oleh suatu sistem penginderaan jauh.
2. Resolusi spektral
Resolusi spektral merupakan kemampuan suatu sistem optic-elektromagnetik yang berfungsi untuk membedakan informasi objek berdasarkan nilai pantulan ataupun nilai pancaran spektralnya.
3. Resolusi Temporal
Resolusi temporal merupakan suatu kemampuan sulem perekaman citra satelit yang mampu merekam ulang wilayah daerah yang sama. Resolusi temporal ini memiliki peran dan seringkali dimanfaatkan untuk analisis perubahan penggunaan lahan.
4. Resolusi Radiometrik