Lihat ke Halaman Asli

Wisata Pujian di Ketinggian

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Membumbung ke ketinggian

tidakkah lelah di bentangkan

menggapai

jauh tak terjamah

lelah

resah

takan tergoyah

belum saja

masih mendekat

mengawan

tersembunyi dibalik arak-arakan

dipermainan gradasi warna

Kepakan

Sigapkan

melayang ke meridian.

tak perlu dipertanyakan

susul saja dan jadikan tubuh melayang

ringan

rentangkan sayap

jejaklah  bumi

tentang gravitasi

masuk ke area  penghuni kerinduan

bercengkrama dipersemaian hati para kepayang

naiklah

meliuk

bermandikan sinar cahaya

nikmati terpaan badai

runtuhkan sisa keraguan

Hujan

angin

melagukan simphoni orchestra ritmik



khusuk kita telah  menari ditingkapan langit

Berjingkat

meluncur tajam

lalu menukik ke puncak zenith

hening

nyaman

lega

hingga kembali menapak bumi

di rincik butir-butir pujian



wisata kita mereda dalam genggaman



Selamat Tahun Baru 2011, semoga hari esok lebih baik dari hari kemarin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline