Lihat ke Halaman Asli

Ali

Pengganguran

"Penyembah Surga" - Refleksi Kehidupan Beragama dari Cerpen Robohnya Surau Kami

Diperbarui: 30 Januari 2025   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Canva

~Penyembah Surga~

Oleh: Z. A. Ali

Terinpirasi dari: "Robohnya Surau Kami" Oleh A. A. Navis

Di bawah atap surau yang bisu, Ada tangan terkatup yang penuh peluh. Doa mengalun, zikir terhantur.

Ya Tuhan, "Limpahkan rezekiku, panjangkan umurku, masukkan aku ke surga-Mu." Semua itu diri ku, hanyalah keegoisanmu.

Ia lupa orang-orang, sekitar, hingga Sang Tuhan.

Semua tentang "tempat abadi" mu, tanpa kau risaukan tempatmu. Surga yang kau tunggu,

itu adalah sembahanmu.

Puisi ini Saya dapat melalui salah satu karya klasik Indonesia, "Robohnya Surau Kami" karya A. A. Navis. Mengangkat apa yang saya temu dari cerpen tersebut.

Dari judul puisi ini sendiri menjadi suatu metafora yang tepat akan apa yang dibawa di cerpen robohnya surau kami. Seorang penyembah Tuhan, yang terlalu sibuk akan sembahannya. Sehingga dia melupakan segalanya, Anak-anaknya, lingkungannya, bahkan Sang Tuhan itu sendiri. Akhirnya orang tersebut beribadah bukan untuk "Rabb-nya", tapi untuk disombongkan, pahala, dan surga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline