Lihat ke Halaman Asli

Peperangan dalam Islam, Aplikasi dari Teori Realis?

Diperbarui: 29 Oktober 2019   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Realisme adalah teori hubungan internasional yang memiliki spektrum ide yang memiliki asumsi dasar berupa aliansi, egoisme, anarki internasional, dan politik kekuasaan. Dalam sistem yang anarki, tidak ada aktor diatas negara yang mampu mengatur interaksi antar bangsa dan negara harus membina sendiri hubungan dengan negara lainnya yang tidak mungkin diatur oleh entitas yang lebih tingg daripada negara. Dan sistem internasional adalam keadaan sistem yang anarki  dan aktor tunggalnya adalah negara, dan semua negara didalam sistem yang anarki.

Dengan sistem yang anarki, sehingga setiap negara mengejar kepentingan nasionalnya dan berusaha untuk meraup sumber daya sebanyak mungkin. Dengan mengejar national interestnya, biasanya setiap negara membangun armada perang dan militer untuk bertahan hidup sdan biasanya menciptakan security dilemma. Dengan adanya security dilemma, negara-negara bergabung untuk membentuk aliansi karena asumsi dasarnya adalah zero sum game, sehingga perimbangan kekuatan adalah suatu yang mutlak.

Namun, dalam islam, peperangan bukanlah tradisi umat islam. Karena dalam islam, perang adalah cara terakhi untuk mempertahankan agama, wilayah dan memperjuangkan keadilan. Dan secara asumsi dasarnya, sudah berbeda walaupun bentuknya sama yaitu berupa hard power. Ciri peperangan dalam islam biasanya ditandai dengan adanya ketiadaan keadilan dan keselaran dalam suatu struktur dalam masyarakat. Sedangkan dalam konsep teori realis, peperangan diciptakan untuk mencapai perdamaian.

Dengan adanya perbedaan yang sangat mendasar, tidak dapat serta merta dikatakan bahwa peperangan dalam islam suatu pengamalan dalam teori realis. Walaupun dalam islam diperbolehkan untuk berperang, namun diutamakan soft power sebelum angkat senjata. Karena dalam peperangan hanyalah akan membawa kerugian lebih banyak dibandingkan dengan keuntungan.

Mungkin seringkali islam yang dicap sebagai agama radikal, terorisme namun sebenarnya konsep dalam islam adalah As-Salam atau perdamaian, dan bahkan seringkali hal ini dikaburkan oleh sejarah sehingga apa yang nampak dalam islam hanyalah peperangan dan peperangan, namun sebenarnya jauh daripada itu, islam bukanlah agama yang seperti itu. Bahkan ayat yang melegalkan untuk perang turun pada 2 H nabi, yang berari 14 tahun setelah masa kenabian Rasulullah dengan perbandingan dari 23 tahun total kenabian Rasulullah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline