Lihat ke Halaman Asli

Alina Widya

Penyuka wangi puisi

Me and My Sweet Coffee

Diperbarui: 9 April 2019   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

doc pribadi

Nobody..
Tak satupun mengerti makna sepi..
Merintih hanya di dalam hati..
Tiada kata yang mampu mewakili..
Mengapa juntai waktu tak memberi arti.


Me and my dignity..
Sudah berulang kali mentari bergulir tanpa wujud mimpi..
Hangat meresap sampai ke dalam pori-pori..
Ini tentang rindu tercipta kepada sebuah hati..
Meski hanya bayang semu namun rasa cinta tak pernah mati..

Me and my coffee..
Hanya sebatas kenangan yang terukir seindah mimpi..
Seperti kerasnya aroma kopi yang selalu kita nikmati..
Dalam gelas hitam pekat  harum mewangi..
Bercerita tentang asmara membara diantara dua hati..

Me and my sweet  coffee..
Tak semudah kata melupakan cinta..
Ketika bersemi indah bagai mekarnya bunga..
Tak semudah kata berlalu tanpa kusebut kata yang kau cipta..
Ketika rasa telah meluruh dalam jiwa dan menyatu dengan aliran darah dalam aorta..

Please come back my sweet black coffee..
Segarkan hari-hari sepi tanpa kobaran api cinta dihati..
Hidupkan gairah pada jiwa yang terhempas lelah..
Tak mengapa jika harus menunggu meski meredup warna jingga berganti saga..
Karna jiwa telah memilih tiada kata cinta kecuali kepadamu my sweet black coffee...

#kenanganitu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline