Minggu ini, terlihat lautan keluhan, atas terbatasnya rantai pasokan energy AS, di saat Presiden Biden sedang membahas undang undang Infrastruktur. Yah, banyak spekulasi, tentang apa hubungannya dengan ekonomi global. Tapi, di sinilah menariknya untuk dinanarkacai.
Alangkah lebih baik, dipahami dulu, bahwa, rantai pasokan adalah bagaimana ekonomi global memproduksi dan mengirimkan barang-barang yang telah dibeli. Namun dari definisi inilah terjadi kritik dikalangan konservatif, karena telah muncul bencana rantai pasokan, sehingga mengakibatkan peluang terjadinya inflasi besar dan tingginya biaya konsumen.
Sebenarnya argumentasi kaum konservatif di atas, telah dibantah, dengan materi retoris, yakni kelangkaan rantai pasokan merupakan masalah lintas sektoral yang telah ada selama bertahun-tahun, termasuk pandemi Covid-19. Bisa juga dikarenakan meningkatnya permintaan konsumen atau tersendatnya jalur distribusi jaringan manufaktur global.
Nah, di sinilah penulis mulai memilih alasan mendasar, mengapa terjadinya bencana rantai pasokan energy itu. Syahdan, ini adalah kelanjutan simulasi pertanyaan besar, bahwa, apakah ini bagian dari perang dagang, ataukah ini urgensinya menuju perang energy serta apa iya, ini yang menyebabkan bencana rantai pasokan. Atau setidaknya, ini perang rantai pasokan.
Bisa juga, apa benar ini, tindakan intercept: oleh karena larangan produksi hampir semua bahan bahan dasar logam di China, dengan menunggangi diorama isu Net-Zero Emissions?
Mari kita menyimak fakta, bahwa, gara-gara Net-Zero Emissions, telah melahirkan, stimulus liar, kebijakan Negara Negara industry, untuk membatasi diri, dalam produksi. Terbukti dengan kebijakan Presiden Xi Jinping, untuk mengurangi intensitas karbon dan emisi di seluruh industri China, agar mencapai Net-Zero Emissions, pada tahun 2060.
Hal ini menyebabkan, bullish nya, harga komoditas industry padat karbon dunia, bahkan dalam tren naik, yang tidak normal.
Meskipun, Presiden Biden, sudah menafsirkan bahwa dengan dibukanya beberapa pelabuhan besar di amerika 7/24 jam, agar arus barang dari asia menuju pantai barat As dapat lancar, namun bisa saja, rumitnya jaringan distribusi dan jasa transportasi manufaktur dunia, merupakan alasan lain yang di reka-reka menjadi embrio masalah bencana rantai pasokan.
Isu Net-Zero Emissions, juga menjadikan industry baja, menjadi tertuduh dan terbatasi produksinya secara massif, hingga lengkap sudahlah malapetaka pekerjaan konstruksi dan mandeknya pekerjaan infrastruktur secara global.
Hal lainnya, gara-gara isu Net-Zero Emissions, menjadikan dibatasinya pembangkit listrik tenaga batubara China, yang tidak memberikan garansi untuk turunnya biaya produksi dan rantai pasokan bahan baku vernakuler global, yang sehat.
Lalu bagaimana, tentang pentingnya isu Net-Zero Emissions, wong faktanya lewat tulisan penulis, kemarin, bumi sedang hangat. Namun fakta juga, ada relevansinya dengan bencana rantai pasokan global, ini kan menggelitik dan dapat dinanarkacai liar. Semisal pertanyaan; apakah ada saling tunggang menunggangi di balik isu Net-Zero Emissions. Atau memang ada independensi peristiwa terkait.