Lihat ke Halaman Asli

Ali Arief

Seniman

"Bos, Mohon Maaf Saya Resign"

Diperbarui: 31 Maret 2021   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

via forbes.com

Aku mulai muak melihat kelakuan bos baru yang menggantikan bos lama di kantor. Seperti keluar dari kandang macan dan akhirnya masuk ke kandang serigala, kondisi tempatku bekerja saat ini. 

"Kita seperti sapi perahan diperlakukan oleh Pak Romi, bos baru di perusahaan ini. Saya tidak akan bekerja lebih dari waktu yang telah ditetapkan. Tidak ada perasaan dan perhatian sedikit pun akan kondisi yang terjadi saat ini. Di saat pandemi seperti ini kita harus bekerja lebih dari jadwal yang telah ditentukan. Seharusnya sebagai atasan, Pak Romi lebih memerhatikan kondisi kesehatan karyawannya dibandingkan profit perusahaan." Gumamku di depan karyawan yang lain di ruangan tempat istirahat makan siang.

"Ya, saya juga merasakan hal yang sama akan kebijakan dari Pak Romi yang telah mengorbankan orang lain. Padahal saat sekarang ini pandemi masih terus menghantui, bahkan tetangga saya dua hari yang lalu dalam kondisi kritis karena terlalu lelah bekerja. Tetapi saya juga tidak dapat berbuat banyak, saya harus menafkahi keluarga. Jika harus mencari pekerjaan yang lain di masa pandemi tentunya sangat sulit, suka atau tidak suka saya harus tetap bertahan di perusahaan ini." Celoteh Rafli, teman sekantorku yang merasakan kebijakan bos di perusahaan tempatku bekerja tidak masuk akal. 

Aku pun memandang ke arah teman-teman kantor lainnya, ada yang menundukkan kepalanya, ada yang pasrah dengan keadaan, dan ada juga yang seolah-olah tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan Pak Romi, pemilik sekaligus bos perusahaan.

Selesai jam makan siang, kami kembali menuju ke tempat bekerja masing-masing. Tiba-tiba Pak Romi memanggilku untuk segera masuk ke ruangannya. Ada perasaan gelisah dan sedikit khawatir bersarang di hatiku. Aku berusaha untuk tetap tenang menghadapi perkataan beliau nantinya. Perlahan-lahan ku ketuk pintu ruangan Pak Romi, dan beliau menyuruhku untuk duduk di hadapannya. 

"Mohon maaf Pak, apakah ada yang harus saya kerjakan sehingga Bapak memanggil saya tadi?" Meskipun sedikit gugup, aku berusaha tetap tenang di hadapan Pak Romi. 

"Begini Rio, setelah saya mengamati kinerja kamu selama ini, maka saya akan memberikan tugas untuk kamu membuat laporan yang harus diselesaikan dalam waktu dua hari. Saya yakin, kamu dapat segera mengerjakannya. Dari seluruh karyawan di perusahaan ini, kamu yang saya anggap dapat diandalkan dibandingkan dengan yang lain." Sontak, aku merasa semakin tidak mampu berkata apa-apa ketika Pak Romi memberikan data-data laporan yang harus kuselesaikan secepatnya.

Aku pun membawa berkas laporan yang harus kuselesaikan dalam dua hari ini dari ruangan Pak Romi. Dengan perasaan yang bercampur aduk, aku berusaha membawa lembaran berkas laporan ke ruangan kerja. 

"Kurang ajar Si Bos, dikiranya aku robot, dalam dua hari harus menyelesaikan pekerjaan ini. Aku tak ada semangat lagi untuk bekerja jika harus secara terus menerus mengikuti keinginan Si Bos. Suatu saat, aku akan mengajukan resign agar Pak Romi dapat menghargai orang lain. Beliau tidak harus memberikan perintah semaunya kepada bawahannya. Beliau juga harus memahami kondisi dan keadaan yang sedang terjadi saat ini. Jangan sampai dikarenakan tugas dan tanggungjawab yang harus diselesaikan, bawahannya menjadi korban." Sambil mengerjakan tugas yang diberikan, aku terus berbicara sendiri dengan perasaan kesal. 

"Alhamdulillah, akhirnya tugas dari Pak Romi telah ku selesaikan semuanya. Meskipun aku tahu sikap Pak Romi sebagai atasan kurang baik, tetapi mengapa beliau selalu menyuruhku untuk menyelesaikan laporan ini. Padahal rekan-rekan sekantorku juga masih ada yang dapat diandalkan. Aku seperti dijadikan robot saja oleh Pak Romi. Yah, setelah ini pekerjaan apapun yang diberikan Si Bos akan ku tolak." Ucapku sambil merapikan tugas laporan dari Pak Romi yang telah ku selesaikan.

Dua hari kemudian, aku menemui Pak Romi di dalam ruang kerjanya sambil menyerahkan tugas laporan yang diperintahkannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline