Literasi digital di kalangan generasi milenial saat ini sangat diminati. Hampir setiap hari generasi milenial selalu membaca informasi yang berisi politik, ekonomi, iptek, bahkan yang berkaitan dengan informasi masalah percintaan.
Jika generasi milenial tidak mampu memfilter informasi yang masuk melalui gawai, dikhawatirkan manfaat yang diperoleh sekadar dijadikan alat hiburan saja bukan sebagai media kreativitas. Kreativitas yang muncul dari Literasi digital akan menghasilkan pendapatan yang tidak sedikit bagi generasi milenial itu sendiri.
Dari pengamatan di lapangan terhadap generasi milenial yang sering melakukan kegiatan Literasi digital hampir mencapai 40 persen. Sedangkan 60 persennya memanfaatkan literasi digital hanya sebagai hiburan, misalnya aplikasi yang terdapat di dalamnya berupa permainan atau game yang dapat menyita waktu sehingga akan membentuk generasi milenial yang kurang kreatif dan inovatif. Bahkan jika kita bandingkan generasi milenial di negara maju, pemanfaatan Literasi digital sudah mencapai 90 persen ke arah yang positif.
Orangtua sangat berperan untuk membimbing anak-anaknya sebagai generasi milenial tentang literasi digital. Pengawasan orangtua terhadap anak-anak sebagai generasi milenial, dalam memanfaatkan literasi digital sebaiknya harus tetap dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar generasi milenial lebih terarah sehingga akan membentuk pribadi yang mampu bersaing, kreatif, serta inovatif. Tentunya hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan, mengingat lingkungan juga sangat berperan dalam pemanfaatan Literasi digital.
Upaya lembaga pendidikan sebagai bagian dari lingkungan literasi digital bagi generasi milenial, sangat memengaruhi perkembangan dan motivasi mereka dalam berkreativitas serta berinovasi. Persaingan akan lebih terlihat dengan jelas apabila lembaga pendidikan memberikan peluang dan kesempatan bagi generasi milenial untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki tanpa hambatan.
Lembaga pendidikan yang memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, akan menjadi incaran bagi generasi milenial yang haus akan pengetahuan di bidang teknologi dan informasi yang bersifat global. Sedangkan lembaga pendidikan yang hanya memiliki keterbatasan sarana dan prasarana, akan semakin tertinggal jauh dari generasi milenial yang ingin mengembangkan potensinya melalui literasi digital.
Tentunya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus berperan aktif, untuk menyediakan serta memberikan sosialisasi juga bantuan kelengkapan sarana dan prasarana yang belum memadai di beberapa lembaga pendidikan.
Tujuan utamanya dengan kelengkapan sarana dan prasarana tersebut dapat meningkatkan semangat generasi milenial dalam hal literasi digital. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang membawahi dinas pendidikan di beberapa kabupaten/kota, saling bersinergi demi memberikan dorongan semangat kepada generasi milenial yang membutuhkan literasi digital sebagai ruang geraknya dalam berkreativitas.
Dengan saling bekerjasama dan sama-sama bekerja, tidak mustahil jika 5 tahun ke depan generasi milenial akan mampu bersaing, mandiri, dan inovatif dalam menjawab tantangan dan permasalahan hidup di masa depan. Oleh karena itu, kita harus terus mengawasi, memotivasi generasi milenial untuk memanfaatkan literasi digital secara arif sehingga mampu menghadapi arus perubahan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H