Lihat ke Halaman Asli

Ali Anwar

Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Sawah Besar 01 Kota Semarang

Pembelajaran Berdiferensiasi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui 'ABATA' dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 16 September 2024   01:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan teknologi memiliki pengaruh besar terhadap bidang pendidikan di Indonesia. Teknologi dan pendidikan tidak dapat dipisahkan begitu saja, karena keduanya saling berhubungan. Pendidik harus mampu beradaptasi terhadap dinamika perubahan yang terjadi saat ini. Teknologi bisa dijadikan sebagai media pembelajaran yang tepat oleh pendidik untuk mempermudah proses pembelajaran.

Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrad zaman. Artinya bahwa Pendidikan dipengaruhi oleh kondisi anak yang dibawa sejak lahir dan juga disesuaikan dengan perkembangan zaman yang sekarang ini. Pembelajaran akan lebih menyenangkan dan bermakna dengan menerapkan inovasi pembelajaran yang didorong oleh kehadiran tekhnologi.

Dengan demikian pendidik dituntut untuk terus belajar dan berkolaborasi untuk menciptakan pembelajaran yang dapat mengakodir kebutuhan peserta didik sehingga menghasilkan guru yang hebat dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk Indonesia EMAS.

Atas dasar itulah, maka dibutuhkan langkah kongkrit untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Salah satu langkah yang diambil oleh guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri Sawah Besar 01 Kota Semarang yaitu membuat Aplikasi Pembelajaran Agama Islam di Era Digital (ABATA) sebagai Upaya dalam mewujudkan pembelajaran yang berdiferensiasi (mengakomodir kerbutuhan peserta didik) dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.

Pembelajaran berdiferensiasi awalnya dikenalkan oleh Tomlinson dan Moon (2013:1) yang menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir, melayani, dan mengakui keberagaman peserta didik dalam belajar sesuai dengan kesiapan, minat dan preferensi belajar peserta didik. Sedangkan media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sudiman, 2008: 7). Berdasarkan pengertian tersebut maka media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan dalam menyampaikan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan peserta didik.

ABATA (Aplikasi Pembelajaran Agama Islam di Era Digital) merupakan Aplikasi yang dirancang dalam implementasi kurikulum pembelajaran berdiferensiasi. Aplikasi ABATA ini memiliki beberapa fitur yang tepat dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi berbasis digital, diantaranya yaitu terdapat jadwal shalat 5 waktu di Kota Semarang yang selalu terupdate, Modul Ajar, Materi Ajar, Video Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, Game Edukasi, Laporan Hasil Belajar baik praktik, portofolio maupun jurnal kegiatan siswa, dan dilengkapi video Murattal Qur'an juz 30, Film Inspiratif dan Pojok Baca dalam satu aplikasi.

Aplikasi ABATA ini dihadirkan untuk implementasi pembelajaran berdiferensiasi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam baik diferensiasi konten, proses maupun produk. Diferensiasi konten dalam aplikasi tersedianya beberapa fitur yang dapat digunakan dalam pembelajaran, baik melalui, audio, visual maupun audio visual. Sedangkan diferensiasi proses, peserta didik dalam proses pembelajaran bisa berkelompok dengan peserta didik lainnya sesuai kebutuhan masing-masing agar dapat lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran, tugas pendidik hanya memfasilitasi agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efesien. Selanjutnya untuk diferensiasi produk dalam aplikasi ini peserta didik bisa mengirim (upload) hasil proses pembelajaran, baik berupa visual (artikel/tulisan), berupa audio (rekaman) maupun audio visual (praktik).

 Sebagai alat evaluasi pembelajaran dalam aplikasi ABATA ini peserta didik dapat melakukannya pada fitur evaluasi pembelajaran dan Game edukasi pada masing masing materi pembelajaran. Pada fitur evaluasi pembelajaran peserta didik dapat menjawab beberapa pertanyaan yang dilengkapi dengan pembahasan dan skor yang diperoleh peserta didik. Agar tidak jenuh dalam pembelajaran peserta didik juga disajikan Game edukasi yang sangat menyenangkan dan dapat menonton film inspirasi pendidikan yang dapat membantu peserta didik memahami sudut pandang orang lain lalu memahami perasaan dan pikiran mereka.

 Semoga hadirnya aplikasi ABATA bisa memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didik yang disesuaikan dengan kodratnya, dan dapat membantu pelaksanaan pembelajaran berdifernsiasi dalam Implementasi Kurikulum Merdeka secara baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline