Probolinggo - Siang itu, terik matahari menyengat aspal di sepanjang Jl. Mayjen Sutoyo, Kelurahan Patokan, Kecamatan Kraksaan. Namun, panas bukan menjadi penghalang bagi warga yang setia datang silih berganti ke sebuah warung sederhana di sudut jalan. Warung itu dikenal dengan nama Warung Mbak Sub, yang tersohor dengan sajian rujak legendaris yang sudah eksis sejak belasan tahun lalu.
Aroma bumbu kacang yang harum menyeruak dari dapur kecil di dalam warung. Di sana, Mbak Sub, pemilik warung, terlihat sibuk mengulek bumbu rujak yang jadi ciri khas usahanya. Tangannya cekatan mencampur berbagai bahan alami, seperti kacang tanah, petis, gula, dan cabai, untuk menghasilkan bumbu yang menggugah selera.
"Saya sudah jualan di sini sekitar 14 tahun," ujar Mbak Sub sambil menyeka keringat di dahinya. "Awalnya warung ini dari atap terpal, sempat berhenti karena kerja di pabrik rokok. Tapi setelah itu saya putuskan buka warung lagi," ungkapnya saat ditemui, Sabtu (11/1).
Warung yang terletak di kawasan kelurahan patokan ini tak pernah sepi dari pelanggan. Tidak hanya warga Kraksaan, pelanggan datang dari berbagai daerah, seperti Paiton, Gending, hingga wilayah lain di Probolinggo. Mereka rela antre demi menikmati hidangan khas Warung Mbak Sub yang terkenal dengan rasa otentik khas Probolinggo.
Warung Mbak Sub menyajikan beberapa menu rujak yang digemari pelanggan, seperti rujak sayur, rujak Madura, rujak Ro'ero, hingga tahu campur. Namun, dari sekian banyak menu, rujak sayur dan tahu campur menjadi yang paling laris diburu pelanggan.
"Yang paling laris itu rujak sayur sama tahu campur," kata Mbak Sub. "Biasanya pelanggan suka pesan buat acara keluarga atau syukuran. Kami juga terima pesanan dalam jumlah banyak."
Selain rasanya yang lezat, harga menu di warung ini terbilang sangat terjangkau. Satu porsi rujak sayur lengkap dengan lontong dibanderol hanya Rp8.000, sementara tahu campur dijual dengan harga Rp7.000 per porsi.
"Murah, tapi rasanya nggak murahan," imbuh Mbak Sub dengan senyum ramah.
Salah satu pelanggan setia Warung Mbak Sub adalah Yayauk, warga yang tinggal tak jauh dari lokasi warung. Ia mengaku sering datang ke warung ini, meskipun harus rela antre karena ramainya pelanggan.
"Kalau beli di sini, walaupun tetangga sendiri, tetap antre. Kadang kalau pas ramai, ya harus sabar," ujar Yayauk sambil tertawa.